Laporan Wartawan Tribunnews.com, SenoTri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan menembus level Rp 13.500 pada pekan depan, jika Bank Indonesia (BI) tak segera meredam pelemahan rupiah di pasar uang.
Analis Valuta Asing Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, rupiah terus melemah terhadap mata uang negeri Abang Sam sejak beberapa waktu belakangan ini. Kemerosotan rupiah disebabkan data ekonomi AS semakin membaik.
Ia mengakui faktor eksternal jadi poin utama melemahnya rupiah. Namun, jika BI tidak melakukan intervensi dengan melepas dolar Amerika ke pasar uang atau pembelian obligasi, rumiah semakin melemah.
"Pekan ini diperkirakan bisa mencapai Rp 13.250. Jika dibiarkan terus maka bisa menembus Rp 13.500 per dolar AS pekan depan," kata Reny saat dihubungi Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Reny menilai, BI memang sudah waktunya mengintervensi untuk menguatkan rupiah pada level saat ini. Tujuannya pelemahan rupiah tak terlalu dalam. Sayangnya, hingga sore ini rupiah masih di atas level Rp 13.000 dan BI belum bertindak.
"Mungkin BI punya ukuran tertentu di level berapa akan melakukan intervensi. Saya pikir kalau sudah tembus Rp 13.000 per dolar AS, baru BI melakukan intervensi," tuturnya.
Kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada di level Rp 13.176 atau melemah 12 poin dari posisi hari sebelumnya Rp 13.164 per dolar AS. Sementara data Bloomberg sore ini, rupiah berada di level Rp 13.182 per dolar AS.