TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha transportasi umum saat ini mengalami beban seiring melemahnya rupiah terhadap dolar AS. Sebab suku cadang untuk angkutan darat 60 persen masih berasal dari barang impor.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Eka Sari Lorena mengungkapkan pihaknya terus berusaha menahan tarif tidak naik, meski harga suku cadang mahal.
"Harga sparepart naik, tapi tarif nggak berubah kan," ujar Lorena di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Menurut Lorena kenaikan harga suku cadang tidak semata-mata akibat dari pelemahan nilai rupiah terhadap dolar AS.
Lorena menyebut ada mafia untuk suku cadang angkutan umum yang beroperasi memainkan harga.
"Sparepart banyak mafianya," ungkap Lorena.
Lorena memaparkan bahwa pengusaha angkutan umum yang membeli suku cadang disaat nilai rupiah anjlok harus ikhlas. Karena barang yang mereka pesan tidak bisa ditunda atau dikembalikan meski pada saat suku cadang naik, nilai rupiah sudah menguat.
"Pengusaha harus bayar saat nilai (dolar AS) mahal," kata Lorena.
Latihan Soal & Jawaban PKN Kelas 1 SD Bab 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Aku Anak yang Patuh Aturan
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 3 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban, Lihat Sekitar