News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menteri Perindustrian Tantang Industri Serap Karet 40 Persen

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menperin Saleh Husin sedang mencoba celup tangan karet.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Status Indonesia sebagai negara penghasil karet alam terbesar ternyata tidak sesuai dengan tingkat penggunaan karet di domestik. Para petani layak iri dengan negara tetangga seperti Malaysia, Tiongkok dan India. Di tiga negara itu, industrinya menyerap 40 persen karet alam untuk diolah dalam proses produksi.

"Indonesia produsen karet terbesar tapi hanya terserap 18 persen. Makanya saya tantang industri ban, sarung karet, komponen elektronik, otomotif untuk menaikkan hingga sama-sama 40 persen," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat meresmikan Pameran Produk Karet Hilir di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (11/5/2015) dalam pesan singkatnya khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (12/5/2015).

Jika industri bisa meningkatkan serapan ini, dapat dijadikan bukti pelaksanaan komitmen mereka terhadap perbaikan nasib petani karet.

"Jadi, jangan hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar produk industri, tapi harus turut menyejahterakan pelaku produksi karet di hulunya, di kebun-kebun," ujar Saleh.

Pemerintah juga mendorong pelaku industri karet memanfaatkan terobosan yang dilakukan Kementerian Perindustrian. Yaitu, penguatan struktur industri barang-barang karet, pemberian insentif untuk industri berteknologi tinggi maupun industri berorientasi ekspor, pengembangan kawasan industri, serta mendorong investasi karet sintetis dan kimia karet.

Produk karet merupakan salah satu jenis industri yang bertumpu pada kekuatan potensi sumber daya alam sehingga mampu mendukung pembangunan nasional.

Pameran yang diselenggarakan 11 hingga 15 Mei 2015 dan diikuti sebanyak 32 peserta. Pameran ini sebagai tindak lanjut Joint Statement tentang peningkatan konsumsi karet alam di Indonesia yang dilaksanakan di Kementerian Perdagangan pada tanggal 9 April lalu.

Menperin mencatat, saat ini produksi karet alam di Indonesia melebihi 3 juta ton per tahun, dan akan terus ditingkatkan lagi mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hektar. Selain itu, peningkatan produksi karet alam nasional perlu didukung dengan program-program penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah, institusi pendidikan maupun pihak swasta.

Sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035, industri karet merupakan salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

"Industri karet menjadi sektor prioritas karena pertimbangan besarnya potensi lahan yang akan mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku industri barang-barang karet untuk jangka panjang," tegas Menperin.

Sejauh ini, meski serapannya belum maksimal, industri pengguna karet alam di Indonesia sebesar 55 persen dimanfaatkan oleh industri ban, 17 persen industri sarung tangan dan benang karet, 11 persen industri alas kaki, dan 9 persen industri barang-barang karet lainnya.

Pada rangkaian Pameran Produk Karet Hilir, juga diselenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan memilih tema ”Pengembangan Industri Karet Non-Konvensional Bernilai Tambah Tinggi Sebagai Komitmen Peningkatan Konsumsi Karet Alam Dalam Negeri”.

Menperin mengharapkan, FGD yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dapat menjadi ajang pertemuan lintas sektoral yang menghasilkan masukan atau usulan baru dengan tepat sasaran dalam rangka mendorong pengembangan industri karet hilir nasional. Khususnya untuk inovasi produk karet non-konvensional seperti dock fender, rubber bridge, asphalt rubber, ban retread.

Turut hadir pada peresmian pameran di antaranya Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan, Ketua Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) Azis Pane, serta Kepala BPPT Unggul Priyanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini