Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sembilan dari 10 saham perusahaan Grup Bakrie semakin terkikis harganya, bahkan kini nilai per sahamnya di bawah Rp 100 per lembar.
Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 10 saham Grup Bakrie yaitu PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Darma Henwa Tbk (DEWA), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Energi Mega Persadha Tbk (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP), dan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA).
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, saham-saham grup Bakrie dapat naik kembali asal para pemimpin perusahaannya mampu mengembalikan kepercayaan investor, bahwa perusahaannya mampu mencatatkan keuntungan pada kinerja keuangannya.
"Harapan naik ada kalau dibarengi sentimen positif, memperbaiki laporan keuangannya dan utangnya berkurang," tutur Reza, Jakarta, Jumat (24/7/2015).
Menurut Reza, terhempasnya saham-saham grup Bakrie ke level terendah yakni Rp 50 per saham diakibatkan kinerja keuangannya buruk. Sehingga, pelaku pasar enggan mentraksikan saham-saham tersebut dan akhirnya terperosok.
Tercatat, lima saham grup Bakrie bernilai Rp 50 per saham yakni BNBR, BTEL, DEWA, ElTY, dan UNSP.
Sementara untuk saham di atas Rp 50 per saham hingga pukul 11.36 WIB pada perdagangan sesi pertama hari ini yaitu, BRAU senilai Rp 82, BRMS seharga Rp 66, BUMI Rp 53, ENRG Rp 60, VIVA Rp 405 per saham.
Sebelumnnya, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan, langkah awal yang paling tepat untuk mendongkrak seluruh saham grup Bakrie adalah memperbaiki kinerja saham BUMI.
Ia menilai, selama ini saham BUMI menjadi indikator bagi pergerakan saham-saham Bakrie yang lain.
"BUMI menjadi motor penggerak saham Bakrie, kalau motornya sudah jelek, maka yang lain akan ikut jelek," ucap Haryajid.