TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya menjaring masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dan ditargetkan pada 2017 porsi kepemilikan saham oleh investor lokal dapat mendominasi.
Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan mengatakan, komposisi investor lokal di pasar modal khususnya saham baru mencapai 36 persen dan sisanya dikuasi oleh investor asing. Kondisi ini, membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mudah melemah ketika asing melakukan aksi jual saham.
"Persentase itu akan bergeser pelan-pelan, mudah-mudahan dua atau tiga tahun ke depan porsi investor lokal lebih besar," ujar Nicky di gedung BEI, Jakarta, Selasa (15/9/2015).
Menurut Nicky, dengan tingkat kepemilikan saham yang didominasi lokal maka membuat pasar modal Indonesia dapat lebih terjaga pergerakannya dan mampu menahan sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri.
"Saya bandingkan dengan Malaysia dan Thailand, di Thailand ada bom di Malaysia ada gonjang ganjing politik tapi indeksnya mereka tidak lebih parah (penurunannya) dari kita. Kenapa kita begitu, karena tingkat keterlibatan investor lokal yang masih kecil," tutur Nicky.
Jumlah investor asing dan lokal di pasar modal hingga akhir Agustus 2015 mencapai 401 ribu, atau naik 36 ribu dari posisi akhir 2014 sebanyak 365 ribu.
Menurut Nicky, upaya BEI menambah investor lokal dengan membuat program-program yang mengedukasi dan menyosialisasikan pasar modal ke masyarakat.
Misalnya bekerjasama dengan universitas mengadakan seminar, membuka gedung BEI sebagai tujuan wisata edukasi untuk pelajar, menggandeng emiten untuk menginvestorkan karyawannya dan lain-lainnya.
"Tantangan kita adalah waktu, jadi ini hanya waktur saja dan kita optimis dan berusaha meningkatkan investor lokal. Kita sosialisasikan saham itu tidak bikin pusing, tidak mahal, tidak berisiko, tidak haram dan bukan spekulasi," ujar Nicky.