News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tren Makanan Sensasi Pedas Itu Tak Istimewa untuk Dijadikan Bisnis

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembuatan bumbu cabai untuk Mie Pedas Mampus, DI Cae Pedas Mampus di Jalan Agus Salim No. 06. RT 016, Sungai Pinang Luar, Samarinda Kota, Kaltim.

TRIBUNNEWS.COM - Dalam menggeluti bisnis kuliner, pemerhati sekaligus pelaku bisnis kuliner, Bondan Winarno (65) mengimbau agar pelaku usaha bertanggung jawab pada masyarakat dalam memberikan sajian kuliner yang dijual untuk umum.

Pria yang populer dengan tagline-nya, 'pokok'e maknyus' tersebut memberi contoh, misalnya trend kuliner dengan sensasi pedas.

"Saya kebetulan anti dengan kecenderungan sekarang masakan, misalnya seperti oseng-oseng mercon yang pedesnya setengah mati," kata Bondan saat menjadi narasumber seminar wirausaha dalam kegiatan tahunan 'PPK Sampoerna Expo 2015' di Tunjungan Plaza Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur akhir pekan lalu.

Alasan Bondan, makanan semacam itu tidak sehat. "Itu nggak sehat loh. Habis makan, kalau yang tidak kuat, jadi sakit perut. Jadi tidak sehat makanan seperti itu," katanya.

Pemilik Kedai Kopi Oey itu mengatakan, kuliner yang mengandalkan sensasi pedas semacam itu menurutnya tidak ada yang istimewa.

"Sensasinya cuma pedas saja. Pernah saya coba di Bali, ada namanya, sego pedes. Rasanya ya cuma pedes dan asin. Gurihnya atau cita rasa lainnya nggak ada," katanya.

Bondan kembali menegaskan, dalam menjalankan usaha kuliner harus punya rasa bertanggungjawab terhadap masyakarat dalam memberikan sajian kuliner yang dijual untuk umum.

"Terlebih jualannya di sekolah. Tolong ini anak-anak sekolah ini masa depan kita, kalau kita kasih masakan terlalu pedes nanti sakit perut besok nggak masuk sekolah, kalau seperti ini, kita harus merasa bertanggung jawab kita telah merugikan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini