“Dengan hadirnya kereta cepat mobilitas manusia akan semakin cepat sehingga pertumbuhan dan perkembangan suati daerah semakin cepat,” kata Kodrat.
Dia mengingatkan agar tidak melihat dampak atau manfaat ekonomi dalam masa yang singkat. Dampak dari kehadiran kereta cepat akan terasa dalam jangka panjang setelah 4 sampai 10 tahun beroperasi. Kodrat juga mengakui kalangan investor yang hendak masuk ke bisnis ini harus lebih berhati-hati dan mempertimbangkan banyak hal.
Sebagai moda transportasi masal, peran pemerintah harus ada. Namun dengan kehadiran konsorsium BUMN yang terdiri atas empat BUMN juga dilihat sebagai perwakilan negara.
Perbedaan tarif seperti yang diterapkan di layanan telekomunikasi juga bisa diterapkan di moda transportasi ini seperrti untuk jam atau hari padat, ada perlakukan tarif khusus. Dan itu sudah terbukti berhasil.
Sementara itu dari sisi ekonomi, proyek ini menurut Kodrat, akan memberikan manfaat mulai dari penyerapan tenaga kerja. “Proyek ini tentu akan menyerap tenaga kerja yang banyak mulai dari awal sampai ketika sudah mulai beroperasi. Selain itu akan terbangun sentra-sentra baru disepanjang lintasan kereta cepat,” katanya.
Pengembangan proyek KA super cepat itu digarap oleh ChinaRailway Corporation bekerja sama dengan empat BUMN, yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Kereta Api Indonesia, dan PT Perkebunan Nusantara VIII yang membentu perusahaan patungan PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia. Nilai proyek kereta api cepat ini 5,85 miliar dollar AS dengan panjang rute 150 kilometer dengan trase Gambir, Jakarta-Gedebage, Bandung.