"Sebentar lagi penerapan upah minimum regional (UMR) baru, ini berarti beban operasional naik lagi," keluh Andrianto.
Cuma, PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk, operator taksi White Horse yang masih rada optimistis.
Meski, mereka belum bisa memastikan nominal penyusutan beban operasional pada tahun ini sebagai dampak dari penurunan harga BBM.
"Paling enggak dengan penurunan sekitar 15%, biaya BBM kami jadi turun juga," prediksi Angreta Chandra, Direktur Utama PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk.
Tak turunkan tarif
Namun optimisme penurunan beban operasional tak lantas mendorong PT WEHA Transportasi Indonesia menurunkan tarif taksi.
Perusahaan berkode WEHA di Bursa Efek Indonesia tersebut beralasan, harga BBM cukup fluktuatif. Mereka tak yakin penurunan harga BBM pada awal tahun bakal berlanjut hingga akhir tahun nanti.
Kalau Express Transindo memilih menyerahkan keputusan tarif taksi di tangan Organisasi Angkutan Darat (Organda). Sebab, tarif taksi yang selama ini berlaku adalah hasil kesepakatan antara Organda dan gubernur.
Adrianto Djokosoetono dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organda memastikan, tak akan ada penurunan tarif taksi pada tahun ini.
Dia merujuk hasil kesepakatan antara Kementerian Perhubungan dan Organda.
Menurut kesepakatan itu, tarif angkutan umum yang disesuaikan hanya dilakukan untuk angkutan kelas ekonomi. "Penurunannya mulai dari 0 persen-5 persen tergantung jenis kendaraan dan BBM yang digunakan," terang Adrianto.
Selain mempertahankan tarif, perusahaan operator taksi tak tak berencana menggelar ekspansi agresif pada tahun ini. Mereka beranggapan, kondisi ekonomi pada tahun 2016 tak akan jauh berbeda dengan tahun 2015.
Dus, alih-alih menambah lini bisnis anyar, para operator taksi memilih memaksimalkan bisnis yang sudah ada. "Kami optimalkan aset yang ada dulu agar bisa mendapatkan pengembalian aset," kata Angreta. (RR Putri Werdiningsih)