TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perbankan akan mengurangi penyaluran kredit ke sektor komoditas. Pasalnya, penurunan harga komoditas yang tengah terjadi saat ini bisa mengganggu kinerja perusahaan yang bergerak di sektor tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Bank Mandiri. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya memang sudah mulai mengurangi penyaluran kredit ke komoditas. Ia juga telah meminta para debitur untuk melakukan restrukturisasi dan memangkas biaya untuk mengatasi risiko.
"NPL mungkin naik," katanya, Senin (1/2).
Menurut Budi, tahun ini Bank Mandiri hanya akan memberikan kredit kepada perusahaan-perusahaan komoditas dengan pertumbuhan bisnis yang sehat.
Agar kredit secara keseluruhan bisa tetap tumbuh, Bank Mandiri akan mengalihkan kredit ke sektor lain, seperti infrastruktur, pembangkit tenaga listrik, jalan tol, bandar udara, manufaktur dan kesehatan.
Tahun ini, Bank Mandiri membidik kredit korporasi tumbuh 12%-15% menjadi sekitar Rp 197,96 triliun-Rp 225 triliun.
Hal senada juga dilakukan oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk. Direktur Utama Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, sejak awal memang pihaknya tidak besar menyalurkan kredit ke sektor komoditas.
"Porsi kredit ke komoditas hanya 1% terhadap total kredit, sehingga risiko NPL kecil," kata Taswin, kepada KONTAN, Senin (1/2).
Perusahaan yang berpusat di Malaysia ini akan menjaga rasio NPL secara umum di bawah 2% di tahun ini. Caranya, perusahaan melakukan mitigasi risiko sejak awal pemberian kredit.
Misalnya, bank memperhitungkan risiko terburuk debitur dan cara perusahaan mengatasi masalah bisnis. Namun, risiko itu akan terurai jika kelesuan sektor komoditas ini bersifat sementara.
Reporter: Nina Dwiantika/Kontan