Hal inilah yang memicu orang kaya berbelanja ke Jepang, Korea, dan Australia.
Sebagai perbandingan, mengacu data HSBC, harga barang mewah di Eropa lebih murah 37% ketimbang harga jual di China.
Sayangnya, tahun ini Hong Kong tidak lagi masuk daftar surga belanja kaum tajir China.
"Ada banyak objek wisata di Hong Kong dan barang lebih murah dibandingkan di tempat lain. Tapi itu tidak terjadi lagi, mengingat dolar Hong Kong menguat," kata Rambourg seperti dikutip CNBC.
Penurunan selera belanja di Hong Kong sudah nampak dari musim liburan Desember 2015. Akhir tahun lalu, pendapatan peritel Hong Kong dari turis China turun 8,5% menjadi HK$ 43,7 miliar.
Ini merupakan penurunan terbesar sejak Januari 2015. Jumlah turis China ke Hong Kong pun susut 2,5% menjadi 59,32 juta orang di sepanjang 2015. Jepang menjadi negara yang menerima berkah nafsu belanja kaum tajir China di musim Imlek.
Bloomberg menulis, Jepang menjadi surga belanja pengganti Hong Kong karena yuan terus menguat terhadap yen.
Pelaku pasar meramal, langkah Bank Sentral Jepang menurunkan suku bunga ke zona negatif semakin membuat harga barang mewah kian murah.
"Kunjungan turis China semakin tinggi seiring dengan penguatan yuan terhadap yen," tulis Bloomberg.
Reporter Dessy Rosalina/Kontan