TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Seperti roller coaster, bursa finansial China naik turun tanpa rehat. Kendati begitu, gejolak di bursa finansial tak meredam nafsu belanja konsumen di pasar riil.
Menyambut Tahun Baru China, kelompok orang tajir China siap memborong barang mewah.
Tak cuma pulang kampung, kebiasaan membeli barang baru mulai dari pakaian, tas hingga aksesori baru menjadi salah satu tradisi yang tetap dipertahankan dalam merayakan Imlek.
Tak terkecuali bagi kaum kaya raya di Negeri Tembok Raksasa.
Konsultan Bain menyatakan, Tahun Baru China merupakan momentum terpenting yang menentukan nasib industri barang mewah dunia.
Sebab, hitungan Bain, kaum tajir China berkontribusi sebesar 30% terhadap total belanja barang mewah dunia.
Tak heran jika produsen barang mahal berlomba mencuri perhatian kaum kaya China. Coba tengok strategi unik Burberry.
Produsen barang mewah ini meluncurkan hadiah virtual seri Imlek bagi pengguna aplikasi WeChat.
Catatan Bain, pendapatan Burberry di China menyumbang hingga 40% dari total penjualan global.
Luca Solca, analis Exane BNP Paribas memperkirakan, tahun ini daya beli kaum China terhadap barang mewah masih tumbuh positif.
Tapi pertumbuhannya tidak akan jauh berbeda seperti tahun 2015 lalu. Yang berbeda, miliarder China akan menghabiskan duit untuk memborong barang mewah di dalam negeri ketimbang di luar negeri.
Selama ini jutawan China lebih menyukai plesiran sembari belanja barang mahal di negara tetangga semisal Hong Kong.
Perayaan Imlek kali ini diperkirakan akan mengurangi keinginan kaum kaya China untuk melancong. Alasannya, menghindari titik keramaian di luar negeri yang rentan serangan teroris.
Erwan Rambourg, analis HSBC mengatakan, pelemahan mata uang yuan membuat barang-barang mewah lebih murah di luar China.