TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Metrologi Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan (Kemendag) Harry Prawoko memaparkan ada kecurangan dalam takaran spbu di jalur Pantura.
Selain itu Harry juga mengaku ada tingkat akurasi pengisian BBM di SPBU asing yang jauh lebih baik dibanding SPBU Pertamina.
Menanggapi hal tersebut pengamat Kebijakan Energi Sofyano Zakaria menilai Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai bagian dari pemerintah kecolongan. Pasalnya hal yang harus dilakukan pemerintah pertama kali adalah menindak langsung SPBU tersebut.
"Kalau dengan data ada sebanyak itu berarti Kemendag gagal melakukan pengawasan," ujar Sofyano, Kamis (18/2/2016).
Sofyano memaparkan jika memang sudah ditemukan beberapa SPBU yang melakukan kecurangan dalam meteran BBM, sebaiknya pemerintah memberi sanksi khusus. Jika tidak dilakukan maka masyarakat akan mempertanyakan sikap pemerintah.
"Ketika hasil audit ada terameter di SPBU berubah maka seharusnya ditindak tegas. Kalau didiamkan kan justru menjadi pertanyaan," kata Sofyano.
Sepanjang 2015, Kementerian Perdagangan telah menerima lebih dari 100 pengaduan mengenai terameter BBM yang tidak sesuai di sejumlah SPBU. Dari 100 SPBU yang diadukan ke pemerintah berada di Medan dan Riau.
"Harusnya, pada sewaktu-waktu secara rutin, pihak metrologi mengawasi dan memastikan bahwa semua segel tera tersebut masih utuh atau tidak," ungkap Sofyano.