News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Optimistis Target Produksi Pulp Nasional Bakal Tercapai

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah optimistis target produksi nasional sekitar 8,7 juta ton pulp per tahun mulai 2017 bakal tercapai, karena adanya tambahan pasokan dari dua pabrik terintegrasi di Sumatera Selatan dan Riau

Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto mengatakan, kedua pabrik akan beroperasi tahun ini dan berproduksi pada 2017 dengan target 2 juta ton pulp per tahun. "Melalui efisiensi serta teroboson di hilir, kami yakin target produksi nasional bisa terpenuhi. Kami tidak merevisi target itu," kata Panggah, melalui keterangan tertulis, Senin (22/2/2016).

Panggah menyakini, industri pulp masih prospektif karena permintaan pulp dunia meningkat rata-rata 2,1 persen per tahun. Selain itu, tidak banyak negara produsen pulp memiliki ruang untuk pengembangan lahan dan industri. "Peluang itu hanya ada di Indonesia serta beberapa negara di Amerika Latin," kata Panggah.

Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas mengatakan, industri pulp dan kertas sangat diperhitungkan di dunia karena mempunyai beberapa keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain.

Di Indonesia, hanya butuh 4 tahun pohon akasia dan ekaliptus bisa dipanen. Sementara di negara tropis yang menjadi pesaing, pohon baru bisa dipanen setelah 40-50 tahun. "Indonesia juga secara geografis unggul karena dekat dengan pasar yang terus tumbuh," kata Tony.

Tony optimistis, target Indonesia untuk masuk dalam tiga besar dari sembilan besar produsen pulp dunia saat ini sangat terbuka. Salah satunya dengan memaksimalkan pemanfaatan izin.

Menurut Tony, pemerintah mengalokasikan 10 juta ha untuk kegiatan Hutan Tanaman Industri (HTI). Saat ini, yang benar-benar dikelola baru sekitar 4 juta ha. "Jika pemanfaatannya dimaksimalkan, tidak sulit bagi Indonesia untuk berada di urutan tiga besar pemain pulp dunia," kata Tony.

Tony memastikan, dukungan pemerintah bagi ekspansi industri pulp di Indonesia bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan ekonomi nasional. Selain, devisa, industri pulp membuka peluang lapangan kerja yang signifikan.

Tony mencontohkan, satu industri pulp dapat memacu kegiatan lain (multiplier effects) dan berdampak bagi penambahan 7.000 tenaga kerja langsung dan 90.000 tenaga kerja tidak langsung. "Tinggal tinggal dikalikan, berapa tenaga yang bisa ditampung jika pemerintah mendorong izin baru."

Group APRIL melalui PT RAPP telah mengekspor PaperOne ke 75 negara.Tahun ini kami menargetkan mampu menembus ke 85 negara," kata Tony. "PaperOne mampu menjadi pemain global yang kompetitif karena perusahaan menjamin sumber bahan baku berasal dari pengelolaan hutan yang lestari," kata dia.

Tony menambahkan, pihaknya akan memperluas pasar ke Uni Eropa, meskipun fokus ekspansi pasar masih akan tetap di Asia, Pasifik, Australia dan Tiongkok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini