Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan terdapat sejumlah faktor penentu berkembangnya industri financial technology (fintech) di Tanah Air.
Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Djoko Kurnijanto mengungkapkan, pertama yakni tata kelola dan juga investasi.
Hal ini diungkapkan Djoko dalam acara Pre-Event Bulan Fintech Nasional dan Indonesia Fintech Summit & Expo 2024, di Kawasan Komplek Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Senin (4/11/2024).
"Dari sisi bisnis continuity sebuah perusahaan fintech ini bisa dilihat dari dua aspek. Bisa dari tata kelola perusahaan itu sendiri maupun visi-visinya, dan juga dari permodalan," ungkap Djoko.
Baca juga: Era Disrupsi Perbankan, Fintech dan Startup Harus Kolaborasi, Jangan Jalan Sendiri-sendiri
"Nah banyak sekali perusahaan fintech yang berhenti di titikan jalan karena memang kurangnya tata kelola yang memandai dan juga permodalan. Atau kurang menarik buat investor untuk bisa menanamkan dananya untuk bisnis ini. Nah jadi tantangan pertama adalah seperti itu," sambungnya.
Djoko turut menyoroti tren penurunan minat investor untuk memberikan modalnya kepada perusahaan fintech dalam beberapa tahun belakangan.
Untuk itu, OJK berharap para pemain di industri fintech agar masif menggalang permodalan dari berbagai sumber.
"Perusahaan-perusahaan fintech itu sekarang ini sudah mulai meningkatkan penggalangan dananya dari investor," papar Djoko.
"Apakah itu dari investor atau dari joint venture atau dari tempat lain. Tapi intinya adalah salah satu tantangan utama adalah bisnis continuity yang itu direpresentasikan dengan adanya investor," tukasnya.
Selanjutnya, pengembangan sumber daya manusia juga perlu dilakukan, seiring perkembangan zaman.
Terkait pengembangan SDM, OJK mendorong adanya kolaborasi antara pihak-pihak seperti Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI).
"Yang kedua tentunya kaitannya dengan sumber daya. Nah ini talent nih. Nah dengan kegiatan ini tentunya juga kita bisa menularkan dengan berbagai macam kegiatan selama bulan fintech nasional," pungkas Djoko.