Sementara itu, Prof. Dr. Mus Huliselan, mengatakan, aspirasi bagian terbesar masyarakat Maluku, baik yang berada di Maluku atau di luar Maluku menginginkan kilang itu dibangun di darat.
Kepentingannya, agar masyarakat bisa mendapat multiplayers effect dari keberadaan kilang di darat.
Masyarakat di Maluku Barat Daya (MBD) dimana kilang itu berada, termasuk Bupati MBD juga mendukung dibangun di darat.
Sementara itu, kalau di laut, justru tidak tahu seperti apa dampaknya untuk rakyat. Belum lagi soal kontrol terhadap keberadaan kilang.
Untuk itu, sejujurnya sangat mengherankan kalau ESDM ingin bangun di laut. Apalagi, ditopang penelitian dari UI, ITS dan ITB, yang sebetulnya hanya mengikuti kemauan investor.
“Kalau saya lihat hanya ikuti kemauan investor. Ini tentu penilaian saya,” katanya.
Mengenai sikap Presiden Joko Widodo yang mengumumkan pembangunan kilang pada tahun 2018, Mantan Rektor Unpatti ini mengatakan, waktu itu sebenarnya cukup lama dan akan berjalan lambat.
“Saya kira Presiden Joko Widodo akan berpihak kepada kepentingan rakyat banyak. Beliau pasti bijak melihat keinginan masyarakat Maluku,” tutur Mus Huliselan.
Namun, ia berharap, Presiden bisa mengambil keputusan lebih cepat, karena akan memberikan kepastian dan masyarakat bisa mengantisipasi untuk mempersiapkan diri.