TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Industri Olefin Aromatik & Plastik Indonesia (INAplas) memperkirakan industri petrokimia dan plastik Indonesia sepanjang 2016 akan tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu.
Hal tersebut dengan memperhatikan indikator ekonomi yang membaik sejak awal tahun. Sejumlah indikator tersebut yaitu harga minyak berada pada level rendah, inflasi terkendali, nilai tukar rupiah stabil, tarif listrik turun, dan lain-lain.
Fajar Budiono, Sekjen INAplas, mengatakan indikator ekonomi yang positif tersebut memberikan ekspektasi harga bahan baku yang lebih rendah dan harga jual produk yang lebih kompetitif. Dengan demikian akan lebih banyak volume yang terserap pasar sehingga industri bisa menikmati pertumbuhan yang wajar.
"INAplas memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional 2016 sekitar 5-5,2 persen dan angka pertumbuhan industri petrokimia dan plastik sekitar 6 persen," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/3/2016).
Untuk mendukung proyeksi pertumbuhan industri, INAplas mendesak pemerintah segera mengumumkan penurunan harga gas industri yang telah dijanjikan tahun lalu dan meningkatkan pembangunan infrastruktur yang bisa menekan biaya logistik.
INAplas juga meminta agar pemerintah menghapuskan semua peraturan yang membebani industri dan memberikan pelayanan yang lebih baik pada bidang perizinan, impor bahan baku, ekspor hasil produksi serta memberikan fasilitas perpajakan yang menarik kepada investor.