TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Operator Blok Mahakam PT Total E&P Indonesie (TEPI) mengklaim produksi gas dari Blok Mahakam sepanjang kuartal I-2016 mengalami kenaikan sedikit bila dibandingkan dengan produksi tahun lalu pada periode yang sama.
Produksi gas wellhead atau produksi yang keluar dari kepala sumur Blok Mahakam hingga kuartal I-2016 mencapai 1,75 billion cubic feet (bcf) dan produksi liquid 65.000 barel per hari (bph).
Sementara, produksi di tahun lalu pada periode yang sama hanya 1,69 bcf dan produksi liquid 69.800 bph.
Hal ini disampaikan Vice President Human Resources Total E&P Indonesie Arividya Novianto Senin (25/4).
Arividya menyebut realisasi produksi di kuartal I-2016 tersebut memang lebih tinggi dari target yang ada di workplan and budget Blok Mahakam yaitu produksi gas sebesar 1,5 bcf dan liquid sekitar 55.000.
"Produksi bisa lebih dari target karena posisi produksi Mahakam saat ini sedang decline. Kalau decline di awal tahun lebih tinggi daripada di akhir tahun," terang Arividya.
Selain karena posisi produksi yang lebih tinggi di awal tahun, Arividya juga bilang ada upaya yang dilakukan oleh oleh TEPI di Blok Mahakam yang menuai hasil.
"Jadi ini kombinasi dari usaha subsurface atau kegiatan di dalam tanah melalui well intervention dan kombinasi dengan usaha produksi surface yang termasuk mengelola operasional," klaimnya.
Ia menyebut kegiatan investasi di Blok Mahakam memang akan banyak berkurang dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai US$ 1,9 miliar.
Menurut Arividya, selain di Blok Mahakam aktivitas investasi Total E&P untuk kegiatan produksi memang banyak dilakukan di awal tahun.
Dia menyebut sepanjang kuartal I sudah mengeluarkan dana belanja investasi sekitar US$ 300 juta dari total rencana investasi sebesar US$ 1 miliar sepanjang tahun ini.
Sebagian besar dana investasi ini digunakan untuk kegiatan pengoperasian tiga rig di Handil, Tunu, dan Sisi Nubi. TEPI juga melakukan pengembangan sumur mencapai delapan sumur di kuartal I-2016.
Hingga semester I-2016, TEPI menargetkan pengeboran 14 sumur, dan sepanjang tahun 36-37 sumur.
Reporter Febrina Ratna Iskan