TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani menyatakan, industri kreatif dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri tersebut kata Rosan juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan jati diri bangsa.
“Pengembangan budaya kita dapat menjadi salah satu sumber pemasukan negara. Sebab, industri kreatif berbasis inovasi dan kreativitas,” kata Rosan usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi CJ Creative Center for Convergence Culture di Seoul, Republik Korea, Selasa (17/5/2016).
CJ Creative Center yang didirikan atas kerja sama CJ Group dengan Ministry of Science, ICT and Future Planning, sebuah inkubator yang mendorong kerja sama pemerintah dan swasta.
Hal itu bisa mendukung pendirian serta mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) dan wirausahawan memasuki persaingan global.
Rosan mengatakan, tahun lalu, kontribusi industri kreatif bagi Produk Domestik Bruto (PDB) berkisar 7,05 persen atau senilai Rp 642 triliun.
Disebutkan, kontribusi berasal dari usaha kuliner yaitu sekitar 32,4 persen disusul mode 27,9 persen, dan kerajinan 14,88 persen.
Selain itu, industri kreatif menempati posisi keempat dalam penyerapan tenaga kerja yang mencapai 11,8 juta orang.
“Industri kreatif telah menjadi magnet baru di banyak negara karena memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi," papar Rosan.
Rosan mengatakan, di bidang teknologi informasi (TI), Presiden Jokowi juga telah mencanangkan visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.
Hal ini terbukti proyeksi nilai transaksi e-commerce mencapai 130 miliar dollar AS dan menghasilkan 1.000 teknopreneur, pada tahun 2020 mendatang.
“Kadin sebagai mitra pemerintah di bidang perdagangan dan industri akan terus mendorong pengembangan kapasitas, bantuan teknis, teknologi, manajemen entrepreneurship, dan produksi,” jelas Rosan.
Presiden Jokowi berada di Republik Korea untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari, 15-17 Mei atas undangan Presiden Park Geun-hye.
Pada kunjungan itu, Presiden Jokowi juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama di bidang investasi sebesar 18 miliar dollar AS yang meliputi sektor kelistrikan, energi terbarukan, industri pakan ternak, film, sepatu, dan farmasi.