TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan perusahaan Farmasi asal China berminat untuk menanamkan uangnya di industri Farmasi Indonesia.
Kepala BKPM Franky Sibarany mengatakan lembaganya akan terus mengawal minat investasi perusahaan Farmasi asal Tiongkok tersebut sampai tahap realisasi.
"Kita menyambut positif minat investasi yang disampaikan oleh investor Tiongkok tersebut. Apalagi Saat ini, pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan di dalam negeri untuk mendorong industri farmasi dalam negeri," kata Franky dalam keterangan tertulisnya, Minggu (19/6/2016).
Franky mengatakan, ada empat perusahaan yang berminat berinvestasi. Sayangnya dia tidak menyebutkan apa saja namanya.
"Mereka menanyakan mengenai regulasi terbaru terutama terkait dengan kepemilikan asing serta beberapa peraturan penunjangnya," ujar Franky.
Saat ini pemerintah sedang membuat road map dan rencana kerja pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
Selain itu, kata Franky, pemerintah memiliki program jaminan kesehatan nasional yang berpotensi untuk meningkatkan kebutuhan akan obat dan alat kesehatan.
"Bapak Presiden Joko Widodo mengharapkan pada tahun 2019, pemenuhan kebutuhan bahan baku obat dalam negeri bisa mencapai 50 persen," tutur Franky.
Penulis: Achmad Fauzi