TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya Brexit membuat negara-negara yang tergabung di Uni Eropa (UE) harus mencari strategi baru mempertahankan perekonomiannya. Pasalnya Inggris memiliki jasa besar di perekonomian negara UE selama ini.
Pengamat luar negeri Doktor Dewi Fortuna Anwar menilai Brexit memberi keuntungan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. Karena menurut Dewi, hanya UE yang bisa menahan melawan perang dingin saat melawan Uni Soviet selama ini.
"Di Eropa siapa yang paling senang Brexit ya Putin, karena dia senang kalau Eropa Barat lemah," ujar Dewi di Jakarta, Sabtu (25/6/2016).
Dewi memaparkan saat perang dingin terjadi Inggris sudah menyumbang total 8,35 miliar poundsterling membantu UE selama ini. Dengan hengkangnya Inggris, membuat UE menjadi kehilangan tulang punggung utamanya.
"Sekarang berkurang pundi-pundi negara-negara di Eropa," kata Dewi.
Dewi pun pesimis jika UE tanpa kehadiran Inggris bisa bertahan jika terjadi adanya perang dingin. Karena selama ini negara-negara di Eropa sudah terbuai dengan bantuan Inggris.
"Bisa dibayangkan melemah, heboh harus membereskan negara. UE tidak akan memiliki kekuatan memadai," kata Dewi.