"Sistem di mesin ini akan mengirimkan informasi ke kantor pusat jika ruang penyimpanan barang paket dari pelanggan sudah penuh dan harus segera diambil," terangnya.
Biaya investasi per unit mesin self-service terbilang mahal karena banyaknya teknologi yang ditanamkan di mesin ini. Selain timbangan digital dan komputer layar sentuh, juga alat pemindai sinar X untuk mendeteksi isi barang kiriman pelanggan.
Selain memperkenalkan self service machine, TIKI juga memperkenalkan layanan pengiriman barang paket dengan sistem drive thru layaknya layanan drive thru di restoran siap saji.
Nilai investasi untuk layanan ini sekitar Rp 30 juta.
TIKI saat ini memiliki 300 jaringan keafenan di Jabodetabek dan akan bertambah sekitar 50 agen khusus di area Jakarta sampai akhir tahun ini.
Secara nasional, jumlah agen TIKI mencapai 5000 agen.