News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Mentah Kembali Jatuh di Bawah 50 Dolar Per Barel

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga minyak mentah berpeluang jatuh lagi setelah Iran menggenjot produksinya.

TRIBUNNEWS.COM, LONDON-  Harga minyak mentah kembali turun di bawah US$50 per barel setelah data industri menunjukkan cadangan Amerika Serikat (AS) meningkat, Kamis (13/10/2016).

Tekanan juga datang setelah perbedaan muncul internal OPEC perihal bagaimana anggota pengekspor minyak berbagi penurunan produksi.

Mengutip Bloomberg, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November turun sebanyak 56 sen menjadi US$ 49,62 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di US$ 49,80 pada pukul 07:39 pagi waktu London.

Kontrak minyak WTI turun 61 sen menjadi US$ 50,18 pada hari Rabu. Total volume yang diperdagangkan adalah 23 % di bawah rata-rata 100-hari.

Sedangkan, minyak Brent untuk pengiriman Desember turun sebanyak 48 sen, atau 0,9 %, ke US$ 51,33 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak Brent turun 60 sen menjadi US$ 51,81 pada hari Rabu.

Sebelumnya, American Petroleum Institute dalam laporannya menyebutkan persediaan minyak mentah AS meningkat 2,7 juta barel pekan lalu.

Sementara itu, OPEC telah berjanji untuk memangkas produksi, perselisihan telah muncul atas target individu dengan perkiraan produksi terbaru menunjukkan perbedaan setengah juta barel atas berapa banyak produksi dua anggota utama.

Impor minyak mentah China naik ke rekor 8.08 juta barel per hari pada bulan September.

Minyak berfluktuasi mendekati US$ 50 per barel di tengah spekulasi tentang kemampuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk melaksanakan pemangkasan produksi.

Rusia siap untuk berpartisipasi dengan OPEC dalam "pertukaran teknis" untuk menetapkan road map tingkat produksi akhir bulan ini di Wina, di mana komite OPEC akan mencoba untuk menyelesaikan sengketa atas berapa banyak Venezuela dan Irak harus memompa.

 
Reporter: Yudho Winarto

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini