Diperkirakan realisasi penyerapan tenaga kerja di 2016 akan lebih tinggi dibandingkan dibandingkan 2015 yang mencapai 375.982 orang.
Berdasarkan target lokasi, investasi terbesar terjadi di luar Pulau Jawa sebear 54,7%. Sedangkan di Pulau Jawa hanya 45,3%.
Namun realisasinya di Pulau Jawa sebesar 54,5%, dan luar Jawa mencapai 45,5%.
Indikator keberhasilan lain, yakni angka pengangguran selama 2 tahun pemerintahan Jokowi-JK mencapai titik terendah pada tahun 2016 menjadi 7,02 juta orang (5,50%) dari sebelumnya 7,45 juta orang (5,81%) pada tahun 2015.
Demikian data BPS yang diolah Kantor Staf Presiden (KSP), dikutip Tribunnews.com, Kamis (20/10/2016).
Jika dirinci persentase pengangguran pada Februari 2014 adalah 5,7%, kemudian naik menjadi 5,94% pada Agustus 2014.
Kemudian pada Februari 2015, persentase pengangguran menjadi 5,81% .
Selanjutnya Agustus 2015, persentase pengangguran naik menjadi 6,18 persen hingga turun lagi pada angka 5,5% di Februari 2016.
"Februari 2015-Februari 2016 turun 0,31%," sebut KSP dalam datanya kepada Tribunnews.com.
Lebih lanjut dua tahun pemerintahan Jokowi-JK mampu memperkecil ketimpangan antara kaya dan miskin (gini ratio).
Berdasarkan data Kantor Staf Presiden (KSP), gini ratio dikatakan mengalami penurunan, yakni dari 0,408 di Maret 2015 menjadi 0,397 di Maret 2016.
"Nilai gini ratio terentang antara 0-1. Semakin tinggi nilai gini ratio, berarti semakin tinggi ketimpangan," sebut data BPS yang diolah KSP yang diterima Tribunnews.com, Selasa (18/10/2016).
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di Indonesia terus mengalami penurunan, dari 28,51 juta (11,22%) pada bulan Maret
2015 menjadi 28,01 juta (10,86%) pada bulan Maret 2016.
Dari data BPS (Badan Pusat Statistik) yang diolah KSP, dapat dilihat persentase penduduk miskin di Indonesia, yakni Maret 2014 sebesar 11,25%, September 2014 menjadi 10,96%.