TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Rupiah kembali melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Data Bloomberg pada perdagangan spot, Rabu (23/11/2016) hari ini, rupiah diperdagangkan melemah di level Rp 13.490 per dollar AS atau turun 0,35 persen dari penutupan kemarin Rp 13.443 per dollar AS.
"Rupiah masih tertekan, ketidakpastian masih tinggi. Fokus pelaku pasar domestik masih tertuju pada stabilitas politik dalam negeri," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, dikutip Antara.
Ia menambahkan, pelemahan rupiah juga sejalan dengan penguatan dollar AS di kawasan Asia.
Namun sudah mulai terasa stabilitas yang lebih baik di pasar keuangan global dapat mengurangi "shock" negatif dalam beberapa hari ke depan.
Rangga juga mengatakan bahwa fokus pelaku pasar uang juga tertuju pada notulensi pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan dirilis pada pekan ini.
Ketua The Fed Janet Yellen tetap percaya diri dengan kenaikan suku bunganya dalam waktu dekat.
"Pelaku pasar juga menanti sinyal rencana The Fed pada 2017 mendatang," katanya.
Bloomberg Dollar Spot Index, yang melacak greenback terhadap 10 mata uang utama, sedikit berubah setelah naik 4 % sejak pemilu.
Notulensi pertemuan FOMC pada November lalu diharapkan mengonfirmasi langkah kebijakan menaikkan suku bunga.
Di sisi lain, ringgit Malaysia melemah 0,5 % terhadap dolar, menuju penurunan terpanjang sejak Desember 2013.
Reporter: Yudho Winarto