Segendang sepenarian, strategi Kartika dalam membuat menu yang efisien adalah, sebisa mungkin menyamakan menu untuk beberapa konsumen yang berbeda.
Dengan begitu, karyawannya yang berjumlah empat orang bisa memasak sekaligus. Selain menghemat waktu, langkah tersebut juga untuk mengurangi biaya produksi.
Bahan baku
Untuk bahan baku, Kartika sudah memiliki pemasok tetap yang siap mengantar pesanannya ke rumah. Tapi, ada sejumlah bahan mentah yang harus ia beli sendiri di toko langganan.
Lantaran sudah langganan, tentu dia mendapat harga lebih murah. "Untuk pemasok, ada referensi, sih, biasanya. Juga karena tahu saya berbisnis katering harian, ada beberapa pemasok yang menawarkan bahan," ungkap Kartika.
Begitu juga dengan Ina, ia sudah memiliki pemasok tetap. Ina tinggal menghubungi pemasok yang kemudian mengantar pesanan ke rumah. "Sehingga, bisa lebih menghemat waktu juga biaya," ujar dia.
Koki
Kunci utama bisnis ini juga terletak pada juru masak. Tapi, untuk juru masak, Ina bukan mengambil koki-koki andal.
Ia mencari orang yang bisa memasak kemudian mendidiknya agar makanan yang dimasak sesuai konsep Ina Catering. "Sekarang tugas saya di bagian finishing," kata dia yang awalnya memasak sendiri setelah mendapat ilmu dari tetangganya yang mantan chef hotel.
Sama dengan Ina, mulanya Kartika memasak sendiri. Hanya, ia berguru dari ibu dan mertuanya.
Setelah tak sanggup memasak seorang diri karena pesanan yang masuk semakin banyak, dia pun mencari orang yang bisa memasak. Lalu, si koki tinggal menyesuaikan dengan standar masakan Echa Mirasa Catering saja.
Pemasaran
Meski pelanggannya sudah banyak dan sehari bisa menerima pesanan 500 porsi–800 porsi, Ina tetap mencari klien baru. Untuk menjaring pelanggan korporasi, Ina mengunjungi perusahaan itu sambil membawa contoh makanan untuk test food.
"Jika sudah dirasa cocok citarasa masakan, pelayanan, dan penyajiannya, kerjasama akan terjalin dengan sendirinya," bebernya yang punya 15 karyawan termasuk koki.