Karena mereka baru membayar secara tunai kepada kurir ketika barang sudah sampai.
Uang tunai yang diterima kurir, nantinya akan masuk ke saldo akun penjual.
Penjual kemudian bisa meminta saldo tersebut dicairkan ke rekeningnya dan proses pencairan butuh waktu tiga hingga lima hari.
Menurut Country Head Ninja Xpress, Indra Wiralaksmana, pihaknya memang ingin memfasilitasi penjual-penjual yang ada di media sosial.
Ia menilai saat ini belum ada wadah logistik yang mampu memfasilitasi mereka selain layanan point to point on demand delivery milik aplikasi transportasi online.
Indra juga menegaskan layanannya memiliki perbedaan dibanding layanan pengiriman transportasi online.
"Semua potensi pasar social commerce mau kita garap," jelas Indra ketika ditemui di D.LAB by SMDV, Jakarta, Selasa (4/4/2017).
Menurut dia, konsep Ninja Easy dalam berbisnis di awal hanya mensubsidi untuk ongkos pick up.
Untuk itu, pihaknya membuat on demand pick up.
"Itu bedanya ya. On demand pick up, si penjual siap barangnya sekarang, kita jemput sekarang. Tapi enggak berarti nganternya di hari yang sama. Karena kita bukan kurir transportasi online," katanya.
Layanan tersbut dikatakan dian dinamakan layanan reguler.
Pihaknya memposisikan diri bukan sebagai penyedia jasa transportasi online, tapi kurir.
"Kita cuma tambahkan fitur pick up. Pick up-nya itu yang on demand. Pengantaran tidak on demand. Pakai sistem sortir, semuanya. Kita tidak main point to point," tuturnya.
Indra mengatakan layanan delivery on demand transportasi online hanya bisa satu arah dan ongkos kirimnya dihitung berdasarkan jarak.
Sedangkan pihaknya bisa mengantar barang ke berbagai titik dan penghitungan ongkos kirimnya berdasarkan berat barang.
Adapun layanan pick up on demand baru tersedia di Jakarta.
Namun, pengirimannya bisa ke banyak tempat sesuai cakupan wilayah Ninja Xpress.
Untuk merasakan layanan pick up on demand, Ninja Xpress tak mematok minimum jumlah atau berat barang.
Layanan ini tersedia tujuh hari dalam seminggu, mulai pukul 09.00-21.00.