TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan Kementerian Perdagangan menetapkan harga eceran tertinggi (HET) pada sejumlah bahan pokok mulai terasa berdampak pada pergerakan angka inflasi yang makin terkendali.
Bahkan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi 0,02 persen pada Maret karena didorong penurunan harga pangan.
Pengamat Ekonomi Institut Pertanian Bogor Mohammad Firdaus mendukung langkah pemerintah menetapkan HET sejumlah bahan kebutuhan pokok, yaitu gula pasir seharga Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp 11.000 per liter, dan daging beku Rp 80.000 per kilogram.
Kebijakan HET tersebut dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang diujicoba mulai 10 April setelah melalui proses kesepakatan dengan produsen, importir, distributor, dan ritel modern.
"HET ini kan pedoman bagi pemerintah untuk pasar. Kalau untuk gula dan minyak goreng, saya yakin pasti aman, tapi kalau untuk daging, ini yang harus benar-benar diperhatikan," katanya.
Menurut Firdaus, pemerintah harus memastikan ketersediaan stok daging beku yang sudah diberlakukan HET. Caranya bisa dengan mengimpor daging atau memaksimalkan sapi yang ada.
Dia mengatakan mengapa stok daging harus dipastikan karena menjelang Ramadan dan Lebaran biasanya komoditas tersebut kerap mendadak bergejolak yang menyebabkan harga naik. Dengan demikian, impor daging beku dengan kualitas terbaik adalah solusi agar kebijakan HET bisa terus efektif.
Dia juga mengimbau agar pemerintah daerah mendukung sepenuhnya kebijakan HET tersebut agar ketika memasuki Ramadan dan Lebaran harga-harga kebutuhan pokok tetap stabil. Menurut dia, pemda-pemda juga harus memantau pelabuhan-pelabuhan tempat datangnya impor sapi.
Selain itu, dia mengimbau agar pemerintah melakukan operasi pasar untuk mendukung agar HET tiga komoditas terutama daging beku bisa efektif dan dirasakan oleh masyarakat.
"Operasi pasar selain untuk menyeimbangkan harga juga untuk memantau supply pasar. Karena di negara-negara lain juga operasi pasar sudah jadi kebiasaan dan terus dilakukan," katanya.
Sementara itu, PD Dharma Jaya, badan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta mendukung kebijakan HET yang dilakukan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perdagangan.
Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati mengatakan pihaknya siap mengeluarkan daging beku seharga Rp 77.000 per kilogram hingga Rp 85.000 per kilogram khusus untuk daging rawon, sop serta paha depan dan belakang yang didatangkan dari Australia dan Selandia Baru.
Dia memaparkan pihaknya juga akan menggelar Jakarta Great Sale untuk menjual kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat. "Tapi kalau pemda dalam hal ini wali kota-wali kota di Jakarta mau gelar operasi pasar kami dukung," katanya.
Dia menambahkan pada rapat kebijakan HET, pihaknya memang tidak hadir, namun selaku BUMD milik DKI yang bergerak di sektor pangan, pihaknya akan mendukung pemberlakuan HET untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok.