Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Produk mie instan produksi Indonesia, Indomie, sangat diminati oleh warga Nigeria.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita yang pekan lalu melakukan kunjungan kerja ke negara tersebut menyebutkan kalau Indomie bahkan menjadi makanan sehari-hari di Nigeria.
"Bahkan Indomie mereka klaim sebagi brand Nigeria. Mulai dari masyarakat kelas bawah sampai atas, Indomie jadi makanan sehari-hari," ungkap Enggartiasto Lukita, di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (31/7/2017).
Namun sayangnya Nigeria masih kekurangan minyak kelapa sawit (CPO) yang menjadi salah satu bahan baku pembuatan Indomie.
Ijin Cari Rokok, Pria Ini Kepincut PSK Seksi di Jalan, Ini yang Terjadi Selanjutnya https://t.co/XbgJTSOXwS via @tribunnews
— TRIBUNnews.com (@tribunnews) July 31, 2017
"Sekarang persoalannya bahan CPO, mereka bikin pabrik (CPO) tapi under capacity," tutur Enggartiasto.
Maka Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun membuka lebar kerjasama dengan melakukan pertukaran dagang (counter trade) mengingat Nigeria memiliki produksi minyak mentah yang lebih banyak dari Indonesia.
Indonesia pun akan mengekspor kelapa sawit dan Nigeria dapat mengimpor produk minyak unggulannya yang nantinya akan menggandeng PT Pertamina (Persero).
"Saya usulkan bagiamana kalau kita counter trade. Saya akan impor minyak dari Nigeria, saya ekspor CPO dan komiditi lainnya yang diperlukan," pungkas Enggar.
Mengenai counter trade tersebut Menteri Perdagangan akan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Diharapkan counter trade bisa membuat nilai ekspor Indonesia surplus 500 juta dolar AS dan menekan defisit perdagangan Indonesia-Nigeria sebesar 1,3 miliar dolar AS.
"Harapannya kita bisa ekspor 1,8 miliar dolar AS, sehingga impor minyak bisa jalan tapi kita tetap bisa surplus," pungkas Enggar.