TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tari sehari-hari adalah pegawai di di bank Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Karenanya, Tari harus memiliki rekening tabungan di Bank DKI.
Rekening itu digunakan untuk menampung gaji pokok dan tunjangan perempuan 33 tahun ini.
Tari sehari-hari tinggal di Tangerang, Banten. Di daerah pinggiran Jakarta ini, jarang sekali ada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Bank DKI.
Alhasil, Tari jadi sering menarik tunai di mesin teller otomatis bank anggota jaringan ATM Bersama. Tentu, ia harus keluar biaya ekstra Rp 7.500 per transaksi lantaran terkena fee tarik tunai.
Bukan angka yang besar, memang. Tapi, bila setiap bulan Tari mengambil uang tunai di ATM bukan Bank DKI sebanyak lima kali, maka total dia harus merogoh kocek sebesar Rp 37.500.
Itu baru biaya tarik tunai, belum kalau melakukan transfer atau sekadar cek saldo di ATM non-Bank DKI.
Dalam keuangan keluarga, pengeluaran tersebut populer dengan sebutan bocor halus. Memiliki rekening bank yang banyak biaya administrasinya juga bisa membuat bocor halus keuangan rumahtangga.
Menurut Budi Raharjo, Perencana Keuangan Oneshildt, bocor halus dalam keuangan keluarga adalah pengeluaran yang tidak terdeteksi.
Pemicunya, pengawasan yang lemah terhadap pengeluaran-pengeluaran kecil yang tidak tentu jumlahnya dan tak disadari namun cukup sering terjadi.
Contoh lain bocor halus dalam keuangan keluarga yang sering terjadi: mengeluarkan uang untuk parkir liar dan membeli camilan di perjalanan menuju lokasi kerja. “Jika bocor halus harian ini sering terjadi, maka akhirnya menjadi besar dan menggembosi keuangan keluarga,” kata Budi.
Dan, meski namanya bocor halus, pengeluarannya tidak semata yang bernilai kecil. Pengeluaran dengan nilai besar juga masuk kategori bocor halus, lo. “Selama sudah keluar dari anggaran Anda, sebenarnya sudah bocor halus,” ujar Pandji Harsanto, Perencana Keuangan Finansia Consulting.
Penyebab utama
Penyebab utama bocor halus, Budi bilang, ya, itu tadi, pengawasan keuangan yang lemah. Pengeluaran-pengeluaran yang masuk kategori bocor halus memang sering tidak memungkinkan Anda mencatat karena tanpa bukti pembelian.
Waktunya bisa kapan saja. Ini semua yang membuat Anda lalai dalam mengawasi keuangan.