Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, FLORES - Sejumlah desa yang berada di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) memang masih terbatas dalam mendapatkan pasokan listrik.
Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat Marsya (9), seorang gadis kecil yang masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar (SD).
Ia tetap menunjukkan semangatnya untuk maju, meskipun lingkungannya memiliki banyak keterbatasan.
Gadis manis berusia 9 tahun itu pun mengaku semenjak Panasonic menyumbangkan solar lantern atau lampu yang menggunakan sinar matahari sebagai energi, dirinya dan teman-temannya merasa terbantu.
Saat listrik di rumahnya mengalami gangguan, lampu tersebut yang membantunya belajar pada malam hari.
"Kita terbantu lampu Panasonic, karena kalau tidak ada listrik, kita bisa gunakan Panasonic," ujar Marsya, saat ditemui Tribunnews usai menyambut kedatangan Tim Panasonic di Desa Riangbura, Ile Bura, Flores Timur, NTT, Minggu (28/1/2018).
Ia menambahkan, dirinya dan teman-teman sekolahnya itu biasa belajar bersama di sebuah rumah kecil selama dua jam tiap malamnya.
"Biasanya jam 7 sampai jam 9 malam (belajarnya)," jelas Marsya.
Menurutnya, jika daya lampu Panasonic sudah habis, maka ia terpaksa harus belajar menggunakan pelita atau lampu minyak.
Begitu pula saat listrik di rumahnya kembali mengalamu gangguan.
"Kalau belajar nggak ada Panasonic ya pakai pelita, ada listrik tapi mati hidup, hari ini mati lalu hidup jadinya, (karena) pohon tumbang," kata Marsya.
Lebih lanjut, gadis pintar yang berada pada peringkat 1 di SDK Riangbaring itu menyebut lampu yang diberikan perusahaan elektronik asal Jepang tersebut cukup baik untuknya dalam menghafal pelajaran sekolah.
Sejak 2016 lalu, Marsya dan keluarganya secara bergantian menggunakan lampu tersebut untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.