"Apa mau kita teruskan (ITPC), kalau saya tidak, saya lihat tidak ada manfaat ya saya tutup, negara keluar biaya untuk itu, keluar duit yang tidak kecil, banyak.?Oleh sebab itu, setelah pembukaan (Raker) hari ini, Pak Menteri (Mendag) tolong secara detail dievaluasi, dikoreksi, apa yang salah, apa yang harus dilakukan," ujar Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta semua anggaran di semua kementerian untuk pemasaran atau pameran produk Indonesia di luar negeri dijadikan satu, untuk meningkatkan citra dan ketertarikan pelanggan.
Baca: Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Banjir Pasca Gerhana Bulan
"Jangan semua kementerian pameran, anggarannya tuh kecil-kecil munculnya. Sehingga kalau pameran itu buatlah yang segede-gedenya, sehingga image baik. Kalau anggaran kecil-kecil di setiap kementerian, pameran diluar negeri? hanya satu stand, dua stand kita mau pameran maunya menampilkan tetapi image kita jatuh," tutur Jokowi.
Jokowi pun meminta, stand yang didirikan harus di tempat-tempat yang strategis, bukan di lokasi yang dekat dengan kamar kecil atau di bagian belakang, karena hal tersebut tidak ada manfaatnya.
"Kalau mau ikut pameran di depan gerbang, itu image kita langsung naik, kalau enggak, malu. Coba lihat terakhir pameran di Dubai, saya dapat suara-suara (tidak enak), malu kita. Jangan sampai pameran, pesan juga terlambat stannya. Jadi kita dapat stan di dekat kamar kecil, di belakang, enggak ada gunanya, enggak usah ikut," ucap Jokwi.
Untuk mendapatkan lokasi pendirian stand yang strategis seperti deket pintu utama atau gerbang masuk, kata Jokowi, diperlukan langkah cepat dengan mendaftarkan diri ke panitia acara jauh-jauh hari sebelum dilaksanakannya pameran.
"Buat yang gede, deket pintu gerbang, pesen dua tahun, tiga tahun sebelumnya (pemeran dimulai). Inilah kekeliruan yang puluhan tahun terulang dan saya gak mau diteruskan seperti ini (buat stand kecil dan tidak di tempat strategis)," papar Jokowi.
Menanggapi pernyataan Jokowi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku setuju dengan usulan penyatuan anggaran pemasaran produk Indonesia disetiap kementerian dijadikan satu.
"Saya setuju, itu harus terkoordinasi antar kementerian dan lembaga. Pariwisata bikin stand, kita bikin stand, satu-satu, kecil-kecil, dan beliau (Presiden) dan sebenarnya beberapa kali sudah disampaikan agar dikoordinasikan, sekarang ditegor semuanya," papar Enggar. (tribun/seno tri sulistiyono)