Laporan Reporter Kontan, Galvan Yudistira
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), bank pemerintah lain yaitu PT Bank Mandiri Tbk juga terkena kasus skimming.
Skimming merupakan tindakan pencurian informasi kartu debit dan kredit dengan cara menyalin informasi yang terdapat ada strip magnetik kartu secara ilegal.
Jawa Pos, Senin (19/3/2018) melansir, di Surabaya puluhan nasabah ramai-ramai mendatangi kantor Bank Mandiri KCP Surabaya Graha Pena, Senin (19/3/2018).
Mereka mengurus pemblokiran rekening lantaran saldo mereka terkuras secara misterius.
Baca: Permintaan Korban First Travel: Pak Andika Tobat Yaa, Kasih Keterangan yang Benar
Beberapa nasabah tersebut mengaku kehilangan dana mulai dari Rp 178.000, Rp 700.000, Rp 2 juta, hingga ada mencapai Rp 5 juta.
Bank Mandiri mengaku sudah menyelesaikan masalah dengan cepat terkait dugaan skimming ini.
"Kami sudah ganti uangnya," kata Rico Usthavia Frans, Direktur Digital Banking dan Teknologi Bank Mandiri , Selasa (20/3/2018).
Baca: Data 50 Juta Pengguna Facebook Bocor, Bikin Kekayaan Mark Zuckerberg Merosot Rp 67 Triliun
Baca: Pemerinah Tak Naikkan Harga Premium, Pertamina Berpotensi Kehilangan Pendapatan Rp 28 T Tahun Ini
Rico mengatakan jumlah korban dan kerugian dalam kasus skimming ini tidak banyak. Bank Mandiri mengaku siap mengganti uang tiga orang nasabah yang menjadi korban dugaan skimming ini.
Sementara ini, Bank Mandiri akan melakukan pemblokiran sementara di kartu ATM yang digunakan di mesin yang terindikasi skimming. Hal ini untuk meminimalisir risiko hilangnya uang nasabah dalam jumlah lebih besar.
Bank juga melakukan pemeriksanaan di mesin ATM yang diduga dipasang alat skimming. Sementara, bank akan mematikan operasional mesin-mesin ATM tersebut.