Laporan Reporter Kontan, Febrina Ratna Iskana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Percakapan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Direktur Utama PT PLN (Persero) ramai beredar di media sosial pada Jumat (27/4/2018).
Bocoran percakapan tersebut menjadi viral karena menyebut adanya keterlibatan kakak kandung Rini Soemarno, yaitu Ari Soemarno, dalam pembagian saham proyek FSRU untuk PT Pertamina dan PLN.
Pertamina membantah adanya keterlibatan Ari Soemarno dalam proyek FSRU Pertamina. Salah satu proyek FSRU Pertamina yang juga melibatkan PLN adalah FSRU untuk proyek PLTGU Jawa I.
President Direktur Pertamina Power Indonesia, Ginanjar membantah adanya keterlibatan Ari Soemarno dalam proyek FSRU Jawa I.
Ia juga menyebut lahan yang akan digunakan Pertamina membangun FSRU bukanlah milik Ari Soemarno.
"Di proyek IPP-FSRU Jawa 1 tidak ada sama sekali keterlibatan," kata Ginanjar kepada KONTAN, Minggu (29/4/2018).
Proyek FSRU Jawa I merupakan bagian dari proyek PLTGU Jawa I yang dimenangkan oleh konsorsium Pertamina-Marubeni-Sojitz. Pembangkit ini berkapasitas 2x800 Megawatt (MW).
Selain proyek FSRU Jawa I, Ari Soemarno juga disebut-sebut terlibat dalam pembangunan proyek regasifikasi dan terminal LNG di Bojonegara, Banten.
Namun mengenai hal ini, Ginanjar enggan berkomentar.
Begitu juga dengan VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, yang hingga berita ini ditayangkan belum juga menjawab pesan singkat terkait hal tersebut.
Proyek regasifikasi dan terminal LNG di Bojonegara adalah proyek dari salah satu anak usaha Kalla Group, yaitu PT Bumi Sarana Migas (BSM).
Rencananya kapasitas proyek ini bisa mencapai kapasitas 500 mmscfd atau kurang lebih 4 juta ton. Dana untuk pembangunan proyek terminal LNG dan regasifikasi ini mencapai Rp 10 triliun.
Proyek ini rencananya akan dibangun tahun 2017, namun hingga kini belum juga berjalan.