News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sudah Lakukan Hedging, Garuda: Rupiah Melemah Lebih Menguntungkan

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Garuda Indonesia registrasi PK-GFT di runway Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, 13 Maret 2015.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut justru memperoleh keuntungan ketika nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah. Garuda menyebut telah melakukan hedging untuk mengantisipasi fluktuasi nilai tukar.

Sekedar informasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat melemah hampir menyentuh Rp 14.000 per dollar AS. Jumat (27/4/2018), kurs rupiah di pasar spot berada di Rp 13.893 per dollar AS.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, memang 80% pendapatan Garuda dalam mata uang rupiah.

“Sisanya sekitar 20% itu mata uang asing,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (27/4/2018).

Helmi menambahkan, karena sudah melakukan hedging, Garuda Indonesia berpotensi memperoleh pendapatan foreign exchange lebih besar. 

Selama ini, Garuda Indonesia mencatat laporan keuangan dalam mata uang dollar Amerika Serikat.

Baca: KPK Incar Tersangka Direksi Korporasi yang Diduga Kuat Bancakan Korupsi Proyek e-KTP

Baca: May Day 1 Mei, 150.000 Buruh dari Jabodetabek Akan Long March ke Istana

Karena pembukuan menggunakan dollar AS, maka mata uang rupiah akan dinilai sebagai mata uang asing.

Namun, Garuda justru menghadapi tantangan kenaikan harga bahan bakar. Garuda tidak bisa serta-merta menaikkan harga tiket karena kenaikan beban ini.

“Mempertimbangkan persaingan juga,” jelas Helmi.

Bagi Helmi, dalam kondisi harga bahan bakar yang kurang menguntungkan ini, yang terbaik untuk dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi keuangan.

 
 
Reporter: Harry Muthahhari 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini