Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mendorong UMKM mendapatkan izin edar melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), untuk meningkatkan daya saing produk UMKM.

Hal ini diungkapkan Menteri Koperasi UKM (Menkop UKM) Teten Masduki, setelah dirinya melakukan pertemuan dengan Kepala BPOM, Taruna Ikrar, di Kantor Kemenkop UKM Jakarta, Jumat (20/9/2024).

Menurut Teten, izin edar merupakan aspek penting, agar produk UMKM dapat menjadi raja di dalam negeri, bahkan tembus ke pasar global.

"Kita akan mempererat kerjasama dengan BPOM untuk ada percepatan penanganan kebutuhan UMKM, untuk mendapatkan izin edar," ungkap Teten.

"Ya nanti teknisnya, tadi kita sudah bahas panjang, dan Alhamdulillah saya kira tadi juga kita sudah ada soal visi kita bersama tinggal ini teknis," sambungnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Taruna mengatakan, pelaku UMKM di Tanah Air jumlahnya jutaan.

Namun, hanya sedikit yang telah diintervensi Badan POM yakni yang diberi penyuluhan dan pendampingan tentang Cara Pembuatan Pangan  Olahan  yang Baik (CPPOB).

"Sebetulnya ada puluhan atau ada ratusan ribu sebetulnya potensi UMKM untuk kita berdayakan. Sekarang yang terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk UMKM yang bersifat pangan, olahan, itu baru sekitar 6 ribuan," ungkap Taruna.

Baca juga: Marak Skincare dari Luar Negeri Tanpa Izin Edar Dijual Online, BPOM Ungkap Sanksinya

"Jadi tentu masih sangat banyak potensi yang kita bisa berdayakan," bebernya. BPOM berharap dengan adanya kerjasama dengan Kemenkop, ke depannya para UMKM bisa tumbuh secara maksimal.

"(Harapannya) suatu ketika meningkat menjadi usaha menengah, bahkan suatu ketika bisa menjadi usaha yang besar," ucap Taruna.

Baca juga: Kemendag Siapkan Regulasi Pembatasan Produk Impor Lewat SNI dan Izin Edar

"Itu kita yakin Bapak Menteri bahwa UMKM ini merupakan bukan hanya buffer atau pendukung utama ekonomi nasional kita, tapi kalau ini ambruk, negeri kita bisa sangat berbahaya," pungkasnya.

-