TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan di awal pekan ini, Senin (14/5/2018) ditutup melemah.
Merujuk data Bloomberg, Senin (14/5) sore ini rupiah melemah ke level Rp 13.973 per dolar AS. Sebelumnya, Senin pagi rupiah melemah Rp 13.957 per dolar AS.
Day range rupiah berada di kisaran Rp 13.957 hingga Rp 13.993 per dolar AS. Pelemahan mata uang garuda sejak awal tahun sebesar Rp 3,08 persen.
Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara berpendapat, adanya aksi teror bom di Surabaya yang belakangan ini terjadi di Indonesia turut memberikan dampak pelemahan rupiah. Namun, dampak teror bom tersebut kecil dan hanya bersifat temporer.
“Sore ini IHSG dan rupiah memang ditutup melemah. Ada dampak dari teror bom tapi kecil dan sifatnya temporer,” kata Bhima kepada Tribunnews.com, Senin (14/5/2018).
Bhima menilai, saat ini pelaku pasar lebih mencermati data data ekonomi makro dan tren kenaikan bunga acuan The Fed. Hal ini berbeda dengan efek dari Bom Bali yang sempat memberikan tekanan pelemahan IHSG sebesar 10 persen.
“Mereka (investor) akan cek faktor fundamental ekonomi seperti data inflasi, neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan,” ujar Bhima.
Ia melanjutkan, sentimen positif juga masih cukup besar terlebih bank sentral berencana naikan bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate yang diperkirakan naik sebesar 25-50 bps. Naiknya suku bunga acuan diharapkan Bhima dapat menahan laju keluarnya dana asing.