News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Tersungkur, Rupiah Menguat ke Level Rp 13.896 per Dolar AS

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/7/2017). Perdagangan IHSG pada pembukaan pertama usai libur lebaran naik 0,29 persen atau 16,89 poin di level 5.846.60. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada penutupan perdagangan akhir Mei, Kamis (31/5/2018).

IHSG ditutup terkoreksi sebesar 27,46 poin setara 0,45 persen ke posisi 5.983,48 poin dari posisi pembukaan dagang yang menguat di level 6.037,26 poin. Bahkan, indeks sempat mencatatkan level tertingginya di posisi 6.055,01 poin.

Perdagangan hari ini mencatatkan transaksi sebesar Rp 18,09 triliun dari 12,80 miliar unit saham yang dilego dengan frekuensi sebanyak 442,961 kali.

Sebanyak 160 saham menguat, 211 saham melemah dan 127 saham bergerak mendatar.

Sementara itu, sore ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp 13.896 per dolar AS dari posisi pembukaan perdagangan Rp 13.955 per dolar AS.

Dalam catatan Bloomberg, day range rupiah melaju pada kisaran Rp 13.875 hingga Rp 13.960 per dolar AS. Pelemahan rupiah sejak awal tahun tercatat sebesar 2,52 persen.

Baca: Direktur Utama Persija Bocorkan Kriteria Pemain Asing Baru untuk Putaran Kedua LIga 1 2018

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengemukakan, keputusan Bank Indonesia yang menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin.

Artinya menjadi 4,75 persen dari sebelumnya 4,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Tambahan Bank Indonesia sebagai langkah preventif yang dilakukan bank sentral untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah terhadap perkiraan suku bunga The Fed yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global dinilai sudah diperkirakan pelaku pasar.

Menurutnya, Rupiah lebih banyak merespon negatif kondisi global dimana laju Euro yang mengalami penurunan dibandingkan dolar AS setelah pelaku pasar mengkhawatirkan kondisi politik di Italia.

“Fluktuasi Rupiah yang cenderung berkurang membuka peluang Rupiah untuk kembali menguat,” kata Reza dalam risetnya, Kamis (31/5/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini