TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero), Pahala Mansury kembali memastikan karyawannya tidak akan melakukan aksi mogok kerja.
Berdasarkan kesepakatan terakhir keputusan tidak mogok kerja tersebut tidak hanya berlaku pada saat ada gelaran penerbangan haji saja, tetapi seterusnya.
"Pada waktu duduk dan memang pihak serikat pekerja tidak akan mogok, tidak ada disampaikan hanya sampai dengan haji saja," kata Pahala di kantor Garuda, di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (30/7/2018).
Kondisi positif yang saat ini terjalin antara manajemen Garuda Indonesia dan para serikat pekerja pun diharapkan dapat menjadi sinergi agar Garuda terus mengalami perbaikan. Sehingga nantinya Garuda juga dapat memenuhi permintaan dari para pekerja.
"Ada beberapa topik terkait kompensasi dan juga kami berupaya diskusi perjanjian kerja bersama, kita berusaha bisa didiskusikan, dalam satu dua minggu kesepakatan bisa diselesaikan," tutur Pahala.
Sebelumnya, pada awal Juli lalu Manajemen Garuda Indonesia dan Asosiasi Pilot Garuda (APG), dan Serikat Pekerja Garuda (Sekarga), ketiganya pagi ini (6/7/2018) mengumumkan tidak akan ada aksi mogok kerja sebagai komitmen untuk mempertahankan operasional maskapai berbintang lima itu.
"Sekarga dan APG sepakat untuk membatalkan rencana aksi mogok kerja, dan tetap berkomitmen untuk menjaga kelangsungan operasional penerbangan Garuda Indonesia," tegas Pahala, di kantor Garuda City Center (GCC), Tangerang, Jumat (6/7/2018).
Ancaman mogok kerja itu menyeruak karena para pilot merasa manajemen kurang memperhatikan masalah operasi dan kondisi keuangan yang dikhawatirkan terus melemah.
Para karyawan juga menuntut harus berasal dari internal Garuda Indonesia dan disesuaikan dengan peraturan penerbangan sipil Republik Indonesia atau Civil Aviation Safety Regulation juga menjadi perhatian para pekerja.
Pada peraturan ditetapkan enam orang sedangkan direksi garuda saat ini berjumlah delapan orang.