TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan masih dilakuakn tahapan evaluasi terhadap Light Rail Transit (LRT) Sumatera Selatan (Sumsel) yang sempat berhenti mendadak saat sedang beroperasi Minggu (12/8/2018) kemarin.
Atas kejadian tersebut pun Budi Karya atas nama pemerintah meminta maaf atas ketidaknyamanan kepada masyarakat Palembang.
"Kita akan evaluasi maksimal agar itu tidak terjadi lagi saya minta maaf atas kejaidan itu," ungkap Budi Karya saat ditemui di Kantor kemenko Maritim, Selasa (14/8/2018).
Meski tidak secara langsung menyebutkan, namun indikasi kereta mogok tersebut karena dikebutnya pembangunan kereta berjalan layang itu sehingga waktu commisioning test atau pengujian instalasi listrik hanya sebentar.
Baca: LRT di Palembang Mogok, Wapres JK: Ada Evaluasi
Budi Karya pun membandingkan tes listrik LRT Sumsel dengan MRT Jakarta yang meskipun MRT sudah mulai diuji coba namun belum dioeprasikan karena masih dilakukan sejumlah tes uji coba.
"Tentu saja ini bukan alasan tetapi coba MRT itu kan commsioningnya enam bulan ini kami ditarget mesti operasi tanggal 18, saya memberanikan diri menekan commisioningnya sekali lagi tidak excuse teman-teman menolak tapi saya bilang usulkan," ungkap Budi Karya.
Terlebih lagi, pemerintah lebih memilih untuk menggunakan komponen dalam lokal baik dalam pembangunan maupun pada kereta yang digunakan dengan mengandeng PT Industri Kereta Api (Inka) sehingga masih membutuhkan pendampingan dari ahli saat pegoperasian.
"Bukan beralasan, cuman memang LRT Palembang upaya kita memberanikan diri untuk segera dilakukan denga produk dalam negeri," pungkas Budi Karya.
LRT Sumsel ini memang dibangun dalam rangka menunjang transportasi saat Asian Games 2018 yang akan menghubungkan Bandara dengan Stadion Jakabaring hanya dalam waktu tempuh 40 menit yang biasanya dengan kendaraan mobil membutuhkan 1,5 jam.