TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terlempar saat dibuka di perdagangan hari ini.
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mencatat rupiah melemah 0,36 persen ke Rp 14.620 per dolar Amerika Serikat pada Kamis (23/8/2018), pukul 10.03 WIB.
Rupiah di pasar spot pun melemah 0,38% ke Rp 14.630 per dollar AS.
Ini adalah posisi terlemah rupiah sejak September 2015.
Pelemahan nilai tukar rupiah ini seiring dengan pelemahan seluruh mata uang Asia terhadap The Greenback.
Sementara nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama dunia hari ini kembali menguat setelah jatuh pada perdagangan kemarin.
Baca: Arti Gestur Kevin Sanjaya usai Berhasil Kalahkan Ganda Putra Tiongkok
Indeks dollar AS berada di 95,42. Indeks ini menguat 0,28% ketimbang penutupan kemarin pada 95,15.
Dolar cenderung menguat lagi setelah catatan rapat Federal Reserve menunjukkan bahwa bank sentral AS ini akan melanjutkan kenaikan suku bunga. The Fed sudah dua kali menaikkan suku bunga.
Pasar menduga, bank sentral ini akan kembali mengerek suku bunga pada pertemuan bulan depan dan pada akhir tahun.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, rupiah melemah di perdagangan pagi ini karena dollar AS menguat dipicu rilis catatan The Fed.
"Rilis catatan FOMC kemarin mengindikasikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya kembali dalam waktu dekat," kata Faisyal, Kamis (23/6/2018).
Rupiah makin melemah karena pelaku pasar khawatir atas pernyataan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution yang mengatakan defisit transaksi berjalan mulai memasuki status lampu kuning.
Faisyal memproyeksikan pelemahan rupiah saat ini akan berlanjut pada penutupan perdagangan hari ini ditengah penguatan dollar AS.
"Saat ini pasar juga menantikan pandangan terbaru dari The Fed di Jackson Hole Symposium," kata Faisyal.