News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kurs Rupiah Cetak Rekor Terendah Terhadap Dollar Singapura

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rupiah dan dolar diperdagangkan di money changer.

Laporan Reporter Kontan, Grace Olivia dan Michelle Clysia Sabandar 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Nilai tukar rupiah masih tertekan terhadap beberapa valuta asing yang kerap diperdagangkan. Salah satunya terhadap dollar Singapura.

Pada perdagangan kemarin, kurs dollar Singapura mencapai Rp 10.738,6 per dollar Singapura. Ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa kurs mata uang Singapura terhadap rupiah.

Sepanjang tahun ini, nilai tukar rupiah sudah melemah sekitar 5,74% terhadap dollar Singapura.

Di saat yang sama, mata uang Garuda juga masih tertekan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Kemarin, kurs rupiah terhadap dollar AS turun 0,13% jadi Rp 14.645 per dollar AS.

Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 8,01% terhadap USD.

Baca: Data Membuktikan, Perempuan Lebih Jago Nyetir Mobil Ketimbang Laki-laki

Selain itu, rupiah melemah terhadap dollar Australia, meski tidak terlalu dalam. Sepanjang tahun ini, rupiah melemah 1,08% terhadap aussie. Kemarin, rupiah dilego Rp 10.704 per dollar Australia.

Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menjelaskan, rupiah tertekan dalam terhadap dollar Singapura lantaran kebijakan moneter Monetary Authority of Singapore (MAS), bank sentral negara tersebut.

April 2018 lalu, MAS mengubah kebijakan moneter dari netral menjadi apresiasi bertahap (gradual appreciation).

Kebijakan moneter MAS memang berbeda dengan Bank Indonesia maupun bank sentral dunia lainnya. "MAS menggunakan exchange rate policy, sementara Bank Indonesia menggunakan interest rate policy," jelas Enrico, Rabu (29/8/2018).

Baca: Ototips: Cara Mengatasi Remote Keyless Toyota Kijang Innova yang Tiba-tiba Mati

Hal ini membuat pergerakan SGD cenderung lebih elastis dan reaktif terhadap sentimen global.

SGD akan bergerak melemah terhadap USD di saat ada sentimen negatif global. Contoh, ketika krisis Turki menyeruak. "Namun, saat isu mereda, SGD mampu menguat lebih cepat dan lebih tinggi," ujar Enrico.

Sementara, rupiah masih terus tertekan sentimen negatif. Ini membuat penurunan rupiah terhadap dollar Singapura cukup dalam. 

Dolar Australia kurang oke

Volatilitas rupiah yang tinggi terhadap sejumlah mata uang utama dunia ini dapat dimanfaatkan untuk mendulang cuan. Dengan asumsi rupiah masih berpotensi melemah, investor bisa masuk ke valas asing..

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Prasuanmitra menilai, di antara USD, SGD dan AUD, investasi di AUD tidak terlalu menarik.

Baca: Menkeu Sri Mulyani Jatuhkan Sanksi ke Deloitte Indonesia Terkait Kasus SNP Finance

Ia menilai minat investor terhadap mata uang utama negeri kanguru ini berkurang lantaran Reserve Bank of Australia (RBA), bank sentral Australia, menetapkan kebijakan moneter longgar hingga 2019.

RBA diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga sampai kuartal ketiga tahun depan.

"Ini sangat kontras dengan kebijakan bank sentral negara lainnya, seperti AS, Uni Eropa dan Inggris yang justru terus memperketat moneter," kata Putu.

Karena itu, Putu tidak menyarankan investor masuk ke AUD untuk saat ini. Sebab, sentimen yang mempengaruhi gerak AUD saat ini lebih banyak yang merugikan.

"Sejak awal tahun juga sudah terlihat AUD cenderung melemah terhadap dollar AS," kata Putu.

Sementara, mata uang USD masih akan terus menguat di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan posisinya sebagai safe haven paling diminati. Rupiah punya peluang mencapai Rp 14.700 per dollar AS.

Dollar Singapura juga menarik untuk investasi. Cuma, investor harus hati-hati, sebab volatilitas mata uang ini sangat tinggi.

"SGD juga rentan terhadap isu perang dagang karena sebagai negara pengimpor," tutur Enrico.


 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini