Laporan Reporter Kontan, Nur Qolbi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebut bahwa baru saja pihaknya mendapatkan kabar adanya investor China akan mengucurkan dana senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun untuk membangun pabrik tekstil di Riau.
“Iya, baru aja tadi peresmian walaupun lewat teleconference,” kata Ketua API Ade Sudrajat ke Kontan.co.id, Senin (3/12/2018).
Menurut dia, investasi tersebut lebih mengarah pada pengembangan sektor menengah atau midstream dengan membangun pabrik di Riau. “Jadi, lebih ke pemintalan, penenunan, pencelupan, dan printing,” kata dia.
Baca: United Tractors Siap Rakit CKD Chassis Bus Premium Scania K360IB 4X2 di Indonesia
Selama ini Indonesia hanya berfokus pada pengembangan industri tekstil sektor hilir (downstream) berupa industri manufaktur pakaian jadi (garmen). Dengan begitu, menurut Ade, investasi ini membuat ongkos logistik menjadi lebih murah dan waktu pengiriman menjadi lebih cepat.
Menurut dia, pengembangan investasi tekstil ke sektor yang berbeda adalah dalam angka menambah local value Indonesia. Dengan kata lain, mulai dari pembuat kain hingga pembuat pakaian jadinya ada di Indonesia.
Di samping itu, menurut Ade, Indonesia dapat belajar dari asing terkait manajerial, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta jaringan usaha. “Kita belajar dari mereka karena kalau kita sendiri tentu cost-nya akan babak belur dan kita akan melakukan kegagalan dalam berinvestasi,” kata dia.
Bukan hanya itu, Ade mengatakan, ke depannya, ada tambahan investasi dari Cina senilai Rp 3 triliun yang akan ditanamkan ke industri tekstil di Jawa Tengah. “Itu adalah suatu bentuk keyakinan bahwa Indonesia memiliki masa depan,” ungkapnya.