Laporan Reporter Kontan, Sinar Putri S.Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bauski Hadimuljono meminta Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) untuk menurunkan tarif tol Trans Jawa hingga di bawah Rp 1.000 per kilometer (km).
Pasalnya, ia menginginkan tarif tol Trans Jawa itu setidaknya sama dengan tarif kereta api. "Seperti halnya kereta api. Misal Jakarta-Tegal dan Jakarta-Semarang kan sama. Yang beda Jakarta-Surabaya kan," katanya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (5/12/2018).
"Kalau misal tol tersambung apa tidak ada cara lain yang lebih efisien untuk meng-attract biaya logistik yang lebih baik," lanjut dia.
Saat ini pihaknya masih melakukan diskusi-diskusi dengan ATI di kantor PUPR untuk menghitung apakah memungkinkan. "Di sana ada Jasa Marga, MNC, ada semua, BUJT juga lagi kumpul," tambah Basuki.
Baca: Delapan Siswa SDN Pengasinan II Rawalumbu Keracunan Minuman Seduh Kadaluwarsa
Untuk mempertimbangkan tarif tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kemampuan untuk membayar, ability to pay, capacity to pay, pelayanan, dan logistik.
Baca: Per September Total Utang BUMN Rp 5.271 Triliun, Total Aset Rp 7.718 Triliun
"Logistik ini kan door to door kalau kereta double handling semua ini lagi dihitung itu," tutur dia.
Ia menambahkan, tarif tol Trans Jawa setidaknya bisa memberikan keadilan dan efektif yang sama dengan kereta api. "Kereta api bisa, kalau ditambah semua, kan nanti adil apa tidak? Dari Jakarta ke Merak ditambahin semua, apa iya? Apa tidak ada cara lain yang memberikan keadilan, efektifnya, seperti kereta api," jelas dia.
Ia berharap, tarif tol Trans Jawa paling tidak bisa dibawah Rp 1.000 per km. "Saya inginnya di bawah Rp 1.000 per km," ujarnya. Dengan tarif sebesar itu Basuki percaya, para kontraktor masih bisa balik modal.