TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Limbungnya kondisi keuangan BPJS Kesehatan membuat tagihan sejumlah rumah sakit yang menjadi mitra layanan BPJS Kesehatan tak terbayar.
Hal itu membuat sejumlah rumah sakit menghentikan layanan terhadap pasien pemegang kartu BPJS Kesehatan.
Menanggapi tren tersebut, jaringan rumah sakit di bawah pengelolaan PT Siloam International Hospital Tbk (SILO) menyatakan tetap akan memberikan layanan kesehatan untuk peserta BPJS Kesehatan.
“Publik bisa melihat komitmen kami dalam melayani peserta BPJS Kesehatan. Hingga saat ini tidak ada rumah sakit di bawah bendera Siloam yang putus kontrak dengan BPJS Kesehatan,” sebut Corporate Secretary SILO Jimmy Rambing, di Jakarta, dalam keterangan pers tertulisnya kepada Tribunnews, Rabu (9/1/2019).
Jimmy menyatakan, pihaknya ke depan akan melakukan ekspansi layanan terhadap para peserta BPJS Kesehatan melalui pengembangan kerjasama dengan lebih banyak rumah sakit Siloam dan pembukaan klinik-klinik di bawah grup Siloam.
“Selain jaringan Rumah Sakit Siloam, Lippo Group juga mengembangkan jaringan Siloam Clinic yang menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan. Klinik-klinik ini kami targetkan untuk terus bertambah untuk melayani peserta BPJS Kesehatan,” sebut Jimmy Rambing.
Baca: Samsung Kenalkan TV QLED 8K 98 Inci di CES 2019
Jimmy menyatakan, jaringan rumah sakit dan klinik Siloam International Hospital tetap akan melanjutkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Saat ini hampir semua rumah sakit Siloam sudah bisa menggunakan BPJS. Kami juga yakin Siloam memiliki pengalaman bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang baik dan kehadiran Siloam akan mendukung pelayanan BPJS Kesehatan,” sebut Jimmy Rambing.
Baca: Gandeng Produsen Asal Eropa Atau AS, GMF Siapkan Pabrik Ban Pesawat di Pulau Jawa
Grup Siloam saat ini mengelola 33 rumah sakit di 24 kota dan 16 klinik di 8 kota di seluruh Indonesia dengan 6.800 kapasitas tempat tidur dan 2.700 tenaga spesialis dan dokter umum serta 10.000 perawat dan staf pendukung.
Tahun 2019 ini, perseroan akan modernisasi peralatan medis dengan menyiapkan investasi Rp 1 triliun, mencakup peremajaan medical equipment, pengadaan medical equipment baru dan merampungkan konstruksi rumah sakit baru.