Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menjadikan blok cepu sebagai penyumbang produksi lifting minyak bumi nasional terbesar.
Blok cepu saat ini menggeser posisi blok rokan yang dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia.
Kementerian ESDM mencatat, produksi blok yang dioperatori ExxonMobil itu mencapai 220 ribu barel per hari (bph) dan diperkirakan akan bertahan hingga 2020.
Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan yang ada di proposal pengembangan (PoD) sebesar 165.000 bph.
Baca: 9 Jam Diperiksa, Isi 'Chatting' Vanessa Angel Disebut Polisi Tak Sesuai Etika: Banyak Sekali
Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan peningkatan ini terjadi setelah operator blok cepu memasang fasilitas alat pendingin (cooler).
"Blok Cepu itu kan sekarang menyalip Chevron (Blok Rokan), dia awal PoD 165.000 barel per hari lalu kami upayakan ke 185.000 barel per hari, lalu naik ke 220.000 barel per hari, itu upayanya dengan memasang fasilitas cooler," kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (16/1/2019).
Fasilitas cooler, imbuh Djoko, paling tidak bisa mempertahankan produksi blok Cepu sesuai Rencana Program dan Anggaran (WP&B) sampai tahun 2020.
Baca: Produksi Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu Kini Mencapai 220.000 Barrel Per Hari
Dengan begitu, apabila nanti di tahun 2021 terjadi penurunan bisa teratasi dari produksi lapangan Kedung Keris yang akan mulai beroperasi di akhir tahun ini.
"Kedung Keris sekarang dalam proses pemasangan pipa, sepanjang 6 km untuk masuk di fasilitas lapangan Banyu Urip," ujar Djoko.
Untuk diketahui, ExxonMobil selaku operator pertama kali menemukan lapangan Banyu Urip dengan cadangan mencapai 450 juta barel. Mulai berproduksi pada 2008 dengan kapasitas 20 ribu barel sehari di 2009, dan terus naik sampai sekarang.
Pada awal bulan Desember 2018, cadangan Blok Cepu meningkat setelah operator melakukan pembaruan data seismik reprocessing guna meningkatkan gambaran di bawah permukaan tanah. Cadangan Lapangan Banyu Urip mengalami penambahan dari 729 juta barel menjadi 823 juta barel.
Kini, Blok Cepu didaulat sebagai andalan utama lifting minyak nasional menggeser Blok Rokan yang hanya memproduksi rata-rata 190 ribu bph lantaran masuk dalam kategori mature. "Secara alamiah, kalau minyak diambil terus menerus ya abis," jelas Djoko.
Meski begitu, keduanya tetap merupakan tumpuan produksi dan lifting minyak nasional. Secara umum, lifting minyak pada tahun 2018 mencapai 778 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD).