Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) banyak dilakukan generasi milenial di rentang usia 26-35 tahun.
Tren pembelian rumah tapak dan rusun terus mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir.
"Kami sudah rilis kebijakan pelonggaran loan to value LTV hingga 100 persen (uang muka atau DP bisa 0 persen), namun kebijakan diserahkan ke bank masing-masing. Pertumbuhan KPR berdasarkan usia didominasi usia muda sejak 2014 hingga 2018," ujar Manajer Departemen Makro Prudensial Bank Indonesia Bayu Adigunawan di acara Property Outlook 2019, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Bayu melanjutkan, tipe rumah susun dan tapak yang banyak diminati milenial yaitu tipe 22-70 meter persegi.
Baca: Tersebar Potret Ahok Bersama Wanita Diduga Bripda Puput, Fifi Lety di Belakangnya
Menurutnya, tren ini menunjukan milenial sudah mulai melek properti dan sadar untuk punya rumah sendiri. Mereka mulai menyisihkan pendapatan untuk beli rumah.
Melihat pangsa pasar ini, Bayu menyebutkan sejumlah tantangan yang dihadapi para developer.
Salah satunya adalah pendapatan mereka yang berusia 26-35 masih relatif kecil. Selain itu, gaya hidup milenial yang cenderung menghabiskan uang untuk jalan-jalan ketimbang menabung beli rumah.
"Makanya kalau bisa dikasih DP lebih rendah supaya terjangkau dengan pendapatannya milenial," ujarnya.
Baca: Perumnas Akan Kembangkan Hunian Rumah Tapak di Dekat Stasiun Parungpanjang
Dalam kesempatan yang sama, Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung mengatakan, pembeli properti milenial memasuki tahap early majority dan segmen yang dominan di kelas menengah ke bawah.
"Data kami melihat median pengajuan KPR di usia 33,5 tahun," jelasnya.
Ignatius menjelaskan, ke depan pembeli lebih memprioritaskan kualitas dibanding kuantitas. Milenial, menurutnya, tidak masalah punya rumah berukuran agak kecil asalkan desain dan dekorasinya terlihat mewah.
"Dekorasi penting karena visual appearance diperhatikan. Dulu secara kultural mau rumahnya harga Rp. 60-80 miliar begitu dijual dalamnya berantakan tidak apa-apa. Generasi sekarang menuju ke mementingkan dekorasinya, walau kecil tak apa tapi desain mewah," pungkasnya.