TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk mencatatkan kenaikan laba bersih 21 persen (yoy) menjadi Rp 2,6 triliun pada 2018 dari Rp 2,2 triliun di 2017 lalu.
Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan kinerja tersebut merupakan hasil dari penguatan model bisnis dan transformasi yang dilakukan secara konsisten oleh perusahaan di berbagai aspek.
"Komitmen terhadap aspek keberlanjutan dan pembiayaan yang bertanggung jawab mulai memberikan kontribusi positif terhadap kinerja perusahaan,” ujar Parwati melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (29/1/2019).
Selain itu, hingga akhir 2018 Bank OCBC NISP membukukan total aset sebesar Rp 173,6 triliun pada akhir tahun 2018 atau tumbuh 13 persen (yoy).
Adapun untuk dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 11 persen (yoy) menjadi Rp 125,6 triliun, dari Rp 113,4 triliun pada akhir 2017.
Baca: Promotor Tambah Persediaan Tiket John Mayer World Tour 2019 di Jakarta
"Pertumbuhan DPK tersebut diimbangi dengan kenaikan penyaluran kredit, yang menjadi fungsi intermediasi Bank OCBC NISP," ujar Parwati.
Pertumbuhan kredit OCBC NISP tumbuh 11 persen (yoy) menjnadi Rp 117,8 triliun pada akhir tahun dari Rp 106,3 triliun tahun lalu. Adapun untuk rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) terjaga rendah sebesar 1,7 persen (gross) dan 0,8 persen (nett).
Sebagai catatan, Oktober 2018 International Financial Corporation (IFC), anggota grup Bank Dunia, telah memberikan pembiayaan kepada OCBC NISP sebesar Rp 2 Triliun untuk jangka waktu 5 tahun.
Dana tersebut dipergunakan OCBC NISP untuk mendanai proyek-proyek berwawasan lingkungan (green financing), seperti efisiensi energi dan energi terbarukan.
"Hingga akhir tahun 2018, sebagian dana telah dimanfaatkan untuk pembiayaan debitur antara lain yang bergerak di bidang pengelolaan air," sebut Parwati.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "OCBC NISP Bukukan Laba Rp 2,6 Triliun di 2018"