TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Philip Morris Indonesia (PMID), pemegang saham mayoritas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), secara konsisten berupaya meningkatkan kinerja ekspor. Pada Kamis (21/3/2019), PMID secara resmi melakukan ekspor perdana produk rokok premiumnya, Marlboro dan L&M ke pasar Duty Free Jepang.
Pelepasan satu kontainer 40’ yang memuat sekitar 9 juta batang rokok untuk ekspor perdana produk PMID yang diproduksi di fasilitas produksi Sigaret Putih Mesin (SPM) di Karawang ini disaksikan oleh Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai, Bapak Nirwala Dwi Heryanto; Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar, Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim; Kepala Kanwil Ditjen Bea Cukai Jawa Barat, Saipullah Nasution; Direktur Utama PMID, Ahmad Mashuri; Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita; dan sejumlah undangan lainnya. Acara berlangsung di kawasan pabrik rokok milik PMID di Karawang, Jawa Barat.
Dalam keterangan pers yang diterima disebutkan, PMID dipercaya dan ditunjuk oleh Philip Morris International (PMI) untuk melakukan ekspor ke pasar Duty Free Jepang yang sebelumnya diisi oleh produk sejenis produksi Philip Morris Serbia.
Hal ini merupakan pencapaian yang penting mengingat konsumen Jepang memiliki ekspektasi standar kualitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini juga berlaku bagi produk tembakau yang mereka konsumsi.
Baca: Saat Prabowo Ralat Perkataan Kalau Pemimpin Kita Bodoh
Pencapaian ini membutuhkan kerja keras dan proses yang cukup panjang sehingga akhirnya PMID mampu menghasilkan produk tembakau yang memuaskan selera perokok dewasa di Jepang.
“Melakukan ekspor perdana ke Duty Free Jepang yang sebelumnya diproduksi oleh afiliasi di Philip Morris Serbia adalah hal yang membanggakan sekaligus menjadi pemicu bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas produk-produk kami agar sesuai dengan standar global, serta memenuhi selera perokok dewasa di berbagai negara. Saat ini, ada beberapa produk rokok Duty Free di Asia sudah diproduksi oleh PMID, termasuk Marlboro dan L&M,” ujar Direktur Utama PMID Ahmad Mashuri.
Selain itu, PMID berencana melakukan pengiriman keempat untuk Duty Free Korea Selatan pada akhir Maret 2019 sebanyak 2 kontainer 40’. Adapun total pengiriman ke Duty Free Korea Selatan mencapai sekitar 60 juta batang rokok. Pasar Duty Free di Asia mencakup segmen super premium dan premium.
Direktur Urusan Eksternal Sampoerna, Elvira Lianita mengatakan, pencapaian ini tidak lepas dari dukungan penuh yang selama ini diberikan Pemerintah, khususnya Kementerian Keuangan RI dan Kementerian Perindustrian RI, yang menjadi salah satu motor pertumbuhan bisnis perusahaan.
“Melalui kesempatan yang baik hari ini, kami menyampaikan apresiasi atas komitmen berkelanjutan pemerintah yang terus berupaya menjaga iklim investasi serta usaha yang kondusif di tengah dinamika industri yang selalu harus dapat beradaptasi dengan perubahan dan ekspektasi dari konsumen dewasa di berbagai negara,” kata Elvira.
Elvira menambahkan, Sampoerna bersama PMID berkomitmen akan terus menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor perusahaan yang merupakan salah satu bentuk upaya kami dalam mendukung Sembilan Agenda Prioritas atau Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, terutama terkait peningkatan ekspor ke mancanegara.
“Kami akan terus fokus dalam meningkatkan produktivitas, daya saing ekspor, dan menguatkan industri hulu strategis dimana Industri Hasil Tembakau (IHT) merupakan salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan devisa khususnya melalui ekspor produk rokok,” katanya.
Saat ini, IHT merupakan salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap penerimaan devisa, yakni melalui ekspor produk rokok. Kementerian Perindustrian mencatat ekspor rokok dan cerutu sepanjang 2018 mencapai USD 931,6 juta atau sekitar Rp 13,2 triliun. Nilai ini meningkat 2,98 persen dari realisasi ekspor tahun sebelumnnya sebesar USD 904 juta.