TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menguasai kemampuan berbahasa asing kini menjadi kebutuhan bagi setiap orang, terutama bagi mereka yang ingin mengembangkan karir dan pendidikan.
Padatnya aktivitas dan jarak ke tempat lembaga pelatihan bahasa yang tidak dekat, menjadikan e-learning sebagai salah satu solusi yang tepat untuk masalah ini.
Melihat fenomena tersebut, Squline hadir sebagai pelopor pembelajaran online di Indonesia sejak tahun 2014 dengan menyediakan kursus bahasa Jepang, Mandarin, Inggris, dan Bahasa Indonesia secara daring (online) sehingga pengguna dapat mengakses pelajaran bahasa asing tanpa terikat waktu dan tempat didukung oleh pengajar profesional.
Lima tahun terakhir Squline mengalami pertumbuhan yang luar biasa dan menjadi platform pembelajaran bahasa terbesar di Indonesia dengan 100.000 lebih pengguna.
Perusahaan startup pengembang aplikasi belajar online bahasa asing secara dua arah (two-way interaction) ini memutuskan untuk berubah nama menjadi Cakap sebagai bentuk komitmennya untuk tumbuh dan fokus dalam menciptakan dampak sosial bagi masyarakat Indonesia.
"Cakap berarti kompeten atau terampil dalam Bahasa Indonesia, sejalan dengan visi kami selama ini untuk meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia dengan cara memberikan pendidikan berkualitas tinggi yang mudah diakses, dapat diterima dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia," ujat Tomy Yunus selaku founder sekaligus CEO Cakap dalam acara Grand Launching Cakap, Minggu (7/4/2019) di Summarecon Mall Serpong.
Peluncuran aplikasi Cakap juga disambut positif oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO).
“Peran pemerintah adalah memfasilitasi mereka melalui jejaring untuk terhubung dengan mentor, program dan juga akses pada pendanaan. Di skala besarnya, pemerintah harus dapat mensinergikan inovasi-inovasi yang ada dengan para stakeholder di ekonomi digital," ujar Sonny Hendrawan selaku Kepala Seksi Perencanaan Kreativitas TIK, Direktorat Pemberdayaan Informatika Kominfo.
Harapannya, dengan meningkatkan kecakapan digital para talenta muda melalui penggunaan teknologi, dapat menjawab kebutuhan pendidikan di semua lini.
Sehingga, membangun bangsa bisa di mana saja dengan banyak cara, salah satunya dengan berdaya di dunia maya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Maryanto, Kepala Bidang Pengendalian dan Penghargaan, Badan Pengembangan Bahasa & Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Menguasai bahasa asing saat ini bernilai sangat strategis, secara tidak langsung akan membuka cakrawala dunia. Tentu dengan tidak melupakan identitas Bahasa Indonesia dan tetap melestarikan Bahasa Daerah, karena hal tersebut yang membuat kita kaya budaya," ujar Maryanto.
Acara peluncuran aplikasi Cakap di meriahkan oleh Talkshow, mengusung tema “Cakap Bahasa, Cerdaskan Bangsa” menghadirkan Tomy Yunus selaku CEO dan founder dari Cakap, Ivan Lanin (ahli bahasa dan Wikipediawan), Tjhen Wandra (praktisi dan pengajar Mandarin) serta sharing moment dengan tema “Cakap Bahasa, Buka Peluang”, bersama Hiroaki Kato. Influencer berkebangsaan
Jepang ini dikenal juga sebagai musisi yang kerap meng-cover lagu-lagu Indonesia menjadi lagu berbahasa Jepang.
Tidak kalah menarik acara peluncuran Cakap, sekaligus menjadi ajang Penyerahan Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Aplikasi Daring Pertama Belajar Bahasa Dengan Interaksi Dua Arah Secara Langsung di Indonesia. Piagam penghargaan ini diserahkan secara langsung oleh perwakilan MURI Indonesia kepada CEO Cakap, Tomy Yunus.
Manager MURI, Triyono mengatakan tim MURI ikut berbangga atas prestasi yang berhasil dicapai oleh Cakap sebagai pengembang aplikasi daring pertama Belajar Bahasa dengan Interaksi Dua Arah secara langsung di Indonesia.
"Semoga hal ini bisa menginspirasi generasi muda lainnya untuk dapat berkarya memajukan pendidikan di Indonesia melalui Teknologi," ujarnya.
Acara ditutup oleh penampilan musisi berbakat Indonesia, Rendy Pandugo, dengan membawakan beberapa lagu andalan seperti: I Don’t Care, Bad Company, By My Side, Silver Rain.