TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk percepatan pembangunan insfrastruktur jalan tol serta untuk memperkuat struktur permodalan, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan menerbitkan dua obligasi baru tahun 2019 ini.
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal mengatakan, kedua obligasi tersebut adalah zero coupon bond dan step up coupon bond. Kedua jenis obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek jangka menengah yang dikerjakan perseroan.
"Untuk sumber pembiayaan baru, Jasa Marga sedang mencari peluang baru pendanaan seperti zero coupon bond dan step up coupon bond," ungkap Donny Arsal usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2018 Jasa Marga di Jakarta, Senin (6/5/2019).
Donny Arsal menjelaskan, step up coupon bond adalah obligasi korporasi yang suku bunganya di awal lebih rendah daripada yang berlaku di pasar dan kemudian bunga tersebut meningkat di atas suku bunga yang berlaku di pasar.
Baca: Jasa Marga Bagikan Dividen 15 Persen dari Laba Bersih Tahun 2018
"Kenaikan bunga menyesuaikan dengan revenue perusahaan dari project project baru yang sudah mulai beroperasi menghasilkan pendapatan baru bagi perseroan," jelas Donny Arsal.
Sepanjang tahun 2019 ini, Jasa Marga menargetkan bisa menyelesaikan 254 km jalan tol.
Desi Arryani menambahkan, belanja modal (capex) perseroan untuk tahun 2019 akan mencapai sekitar Rp 27 triliun. "Itu angka kurang lebihnya, tergantung realisasinya," jelas Desi.
Donny Arsal menambahkan, di 2019, ada sejumlah proyek ruas tol baru yang akan digarap. Diantaranya, ruas Tasikmalaya-Cilacap dan masih menunggu pelelangan di Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Untuk pengerjaan ruas tol ini, ada 2 alternatif trase yang akan dipilih. Yakni melewati jalur utara mendekati jalur jalan nasional atau melewati wilayah selatan melintasi wilayah Garut.
Donny menambahkan, jika ruas tol ini dibangun di sisi selatan, maka bentangan jalan tol akan lebih panjang. Pemilihan wilayah selatan adalah untuk mendorong pengembangan kawasan Garut.
Baca: Boeing Ternyata Sudah Tahu Ada Masalah di 737 Max Setahun Sebelum Kecelakaan
Proyek lainnya yang segera digarap di 2019 adalah Akses Patimban serta ruas tol Semarang-Demak. Untuk ruas tol Semarang-Demak sudah dilakukan pelelangan oleh BPJT.
Terkait sumber pembiayana tadi, Desi mempersilakan asing berpartisipasi dalam penyediaan pendanaan bagi Jasa Marga. "Kita welcome, silakan saja. Kita kemarin sudah terbitkan Komodo Bond dan seluruhnya diserap oleh asing," ungkap Desi Arryani.
Di tahun 2018, Jasa Marga pernah mencari sumber alternatif pendanaan melalui penerbitan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
RDPT ini merupakan pendanaan bersifat ekuitas di pasar modal sehingga Perseroan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan yang bersifat hutang. Tujuannya untuk menjaga kesehatan finansial perseroan di tengah ekspansi bisnis yang dilakukan.
Masih di tahun 2018, Jasa Marga juga menandatangani pejanjian kredit sindikasi dengan total jumlah mencapai Rp 30,03 triliun untuk pembangunan proyek Jalan Tol Kunciran-Serpong, Jakarta-Cikampek II Elevated, Bogor Ring Road, Balikpapan-Samarinda, dan Batang-Semarang.
Donny menambahkan, Jasa Marga juga berharap ada tambahan revenue sehubungan dengan beroperasinya ruas-ruas tol baru pada 2019 ini.
Terkait dengan lonjakan arus mudik dan arus balik Lebaran, Donny menilai, biasanya tidak ada kenaikan signifikan terhadap pendapatan jalan tol Jasa Marga dari momen tahunan tersebut.
"Potensi pendapatan khusus selama momen Lebaran sangat kecil, karena momentumnya sangat pendek, hanya dua minggu. Maka dampaknya terhadap kenaikan pendapatan Jasa Marga sangat kecil," ungkap Donny Arsal.